SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Endang Muchtar)

Tarif listrik di rumah deret Griya 3WMP dinilai mahal sehingga memberatkan warga.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah penghuni Rumah Deret Griya 3WMP (Waras, Wasis, Wareg, Mapan, Papan) Solo keberatan dengan mahalnya tagihan listrik tempat tinggal mereka. Lonjakan tagihan mencapai tiga kali lipat dibandingkan sebelum relokasi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah seorang penghuni Rumah Deret Griya 3WMP Jl. R.M. Said, Makno, 48, mengeluhkan mahalnya tagihan listrik rumahnya yang mencapai Rp180.000/bulan.

“Sementara ini sewa rumah deret memang masih gratis, tapi kami megap-megap membayar tagihan listrik. Padahal di rumah yang dinyalakan hanya satu lampu dan satu kulkas,” keluhnya saat ditemui, Rabu (4/11/2015) siang.

Penghuni lantai III Griya 3WMP ini mengatakan sebelum pindah menempati tempat baru, tagihan listrik di rumah yang dulunya menempati lahan di bantaran Kali Pepe rata-rata hanya Rp50.000/bulan.

“Dulu kami masih bisa menyalakan televisi, kipas, magic jar, dll. Tapi sekarang sudah diirit-irit tetap saja mahal. Ditambah kami masih dibebani biaya lampu taman dan lampu neon di depan kamar,” jelasnya.

Penghuni Rumah Deret Griya 3WMP Jl. Saharja, Marsih, 46, juga mengeluhkan mahalnya tarif listrik untuk tempat tinggalnya.

“Di rumah hanya ada televisi, magic jar yang hanya dipakai menanak nasi, dan lampu. Dari empat lampu, yang dinyalakan hanya satu supaya irit. Tapi tagihan masih Rp150.000/bulan,” beber dia.

Ketua RW 005 Kelurahan Keprabon, Sunarto, mengaku sudah mendengar keluhan mahalnya tagihan listrik warga yang tinggal di rumah deret.

“Tempat tinggal saya [rumah deret Jl. Saharjo Solo] juga mahal tagihan listriknya. Awal tinggal di sini warga banyak yang kaget mendapat tagihan sebesar itu, jalan dua bulan mereka semua mengirit-irit penggunaan listrik,” terang dia.

Sunarto menduga pasokan listrik warga yang tinggal di Rumah Deret Griya 3WMP ditarik dengan biaya beban R3 (listrik curah untuk usaha).

“Padahal tidak semua warga yang tinggal di sini butuh beban listrik sebesar itu. Di sini kebanyakan warga yang tinggal kan masuk warga yang layak diberikan subsidi,” katanya.

Menurut Sunarto, pihaknya telah melayangkan surat keberatan tertulis kepada DPU Solo untuk mengganti beban listrik R3 menjadi R1 (perorangan atau mandiri).

“Surat sudah dibuat. Sudah kami kirimkan ke DPU Solo, Pj. Wali Kota Solo, dan PLN Solo. Sampai saat ini belum direspons. Kami juga menanti janji keringanan listrik yang dijanjikan pemerintah sebelum pindah ke sini,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya