SOLOPOS.COM - BERI ARAHAN-Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto (berdiri) memberikan arahan kepada peserta Rakor Dewan Ketahanan Pangan Wonogiri di Ruang Data, Kompleks Kantor Pemkab Wonogiri, Senin (14/5/2012). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

BERI ARAHAN-Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto (berdiri) memberikan arahan kepada peserta Rakor Dewan Ketahanan Pangan Wonogiri di Ruang Data, Kompleks Kantor Pemkab Wonogiri, Senin (14/5/2012). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

WONOGIRI-Jumlah penerima beras untuk masyarakat miskin (raskin) di Wonogiri pada semester II tahun ini turun sejumlah 2.870 rumah tangga sasaran (RTS) atau 3,9%,  seiring dengan surplus produksi padi 2011.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Produksi padi di Wonogiri mencapai 366.467 ton atau 203.205 ton beras. Sementara, kebutuhan pangan di Wonogiri sebanyak 101.780 ton sehingga surplus 101.425 ton.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Wonogiri, Safuan di hadapan peserta Rakor Dewan Ketahanan Pangan Wonogiri di Ruang Data, Kompleks Kantor Pemkab Wonogiri, Senin (14/5/2012).

Safuan menyatakan, saat ini stok beras di bulog Ngadirojo sebanyak 6.000 ton sehingga cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan hingga Oktober mendatang. Menurutnya, alokasi raskin Januari hingga Mei sebanyak 5,507 ton yang diperuntukkan bagi 73.439 rumah tangga sasaran (RTS). Sedangkan alokasi Juni-Desember berjumlah 7,409 ton untuk 70.569 RTS atau turun sebanyak 2.870 RTS.

Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto berharap, makanan pokok tak selamanya beras namun bisa diganti dengan gandum, sorgum, jagung maupun singkong. “Nasi tak selamanya harus beras tetapi bisa jagung, singkong maupun yang lain. Seperti lahan di daerah Wonogiri bagian selatan tak bisa selamanya ditanami padi karena rongga tanah besar sehingga tak mampu menampung air. Salah satu cara diversifikasi pangan dan demi pemerataan kesejahteraan ya ditanami selain padi.”

Bupati meminta pejabatnya dan masyarakat Wonogiri mengubah brand image singkong dari masakan orang pinggiran menjadi masakan orang menengah ke atas. “Makanan berkarbohidrat mendorong orang menjadi lapar. Padahal kandungan karbohidrat yang tinggi pada diri seseorang menyebabkan aneka penyakit. Untuk itu, sudah saatnya menyeimbangkan antara kesehatan dengan pemenuhan gizi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya