Soloraya
Rabu, 17 Juni 2015 - 17:50 WIB

PENERTIBAN PEDAGANG : Diminta Tak Berjualan Saat Ramadan, PKL Keberatan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi PKL (JIBI/dok)

Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Kota Solo dilakukan Pemkot saat Ramadan.

Solopos.com, SOLO-Pemkot mengimbau para pedagang kaki lima (PKL) di Kota Solo tidak berjualan pada pagi dan siang hari selama Bulan Ramadan. Hal itu diklaim untuk menjaga kekhusukan ibadah di Bulan Puasa. Namun upaya tersebut langsung ditolak para pedagang.

Advertisement

Pedagang es di city walk Jl. Slamet Riyadi, Nono, mengaku keberatan dengan aturan pembatasan waktu berjualan bagi PKL. Menurutnya kebijakan itu merugikan PKL yang hanya mencari sesuap nasi tiap hari. Saat puasa, PKL diminta hanya berjualan menjelang Maghrib hingga malam. “Terus terang keberatan. Ibaratnya saya ini jualan cuma buat makan keluarga,” ujar Nono saat ditemui solopos.com di lapaknya, Rabu (17/6/2015).

Sehari-hari Nono dan puluhan PKL lain berjualan di citywalk dari pagi hingga sore hari. Nono mengaku bingung jika harus berjualan mulai sore karena kawasannya membatasi berjualan maksimal pukul 17.00 WIB. Dia meminta Pemkot mengkaji ulang pembatasan aktivitas PKL.

“Saya sudah rencana tutup empat hari awal puasa. Kalau harus tutup sebulan ya pedagang susah. Kebutuhan kan justru meningkat saat puasa, belum untuk belikan baju anak saat Lebaran,” ujarnya.

Advertisement

Nono menilai ibadah puasa bersifat individual. Dia mendorong aktivitas PKL jangan dijadikan kambing hitam yang seolah merusakan kekhusukan beribadah. “Kalau niatnya puasa ya enggak bakal tergoda. Cuma memang ada yang enggak kuat imannya. Siang-siang malah beli es,” tutur dia.

Pedagang mie ayam di kawasan Sriwedari, Tarman, 40, juga meminta Pemkot memberi kelonggaran bagi wong cilik sepertinya. Dia siap mengurangi jam berdagang saat puasa untuk menghormati umat muslim. Mie ayam Tarman baru akan buka pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB. “Biasanya pukul 10.00 WIB sudah buka. Kalau disuruh tutup dari pagi sampai menjelang sore ya keberatan,” ucapnya. Selama puasa Tarman hanya membawa separuh bahan baku. “Kalau bisa tetap dibolehkan jualan seperti biasa.”

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, mengatakan imbauan pembatasan aktivitas PKL semata untuk menjaga kondusivitas Bulan Ramadan. Ia memersilakan PKL kembali buka untuk persiapan ngabuburit hingga malam. “Nanti segera kami sosialisasi agar pedagang memahami,” ujarnya.

Advertisement

Larangan aktivitas PKL juga berlaku di car free day (CFD) selama puasa. Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, meminta 500 pedagang kuliner di CFD libur dulu selama Bulan Ramadan. “Kami berharap aturan ini bisa dipahami dan dipatuhi,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif