Soloraya
Rabu, 2 Oktober 2013 - 11:32 WIB

PENERTIBAN PEDAGANG : Polisi Turunkan Paksa Pengasong dari KA Prameks

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aparat polisi menurunkan pengasong dari gerbong Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) di Stasiun Klaten, Rabu (2/10/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Aparat polisi menurunkan pengasong dari gerbong Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) di Stasiun Klaten, Rabu (2/10/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan aparat polisi menurunkan paksa  sejumlah pedagang asongan yang nekat memasuki gerbong Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) yang berhenti di Stasiun Klaten, Rabu (2/10).

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, KA Prameks yang melaju dari arah Jogja tiba di Stasiun Klaten sekitar pukul 08.40 WIB. Kendati mendapat pengawalan puluhan aparat polisi dan beberapa polisi khusus KA (polsuska), sekitar 10 pengasong berhasil menerobos gerbong di bagian depan. Akibatnya, masinis KA, Ngudiwiyono, enggan melanjutkan perjalanan ke Solo.

“Biasanya kita berhenti di Klaten cuma sekitar dua menit, sekarang sudah 15 menit, tetapi kami belum berangkat. Kasihan para penumpang nanti datang terlambat,” papar Ngudiwiyono saat ditemui wartawan di lokasi.

Hingga 20 menit berselang, pengasong enggan meninggalkan gerbong. Upaya persuasif sudah dilakukan polisi dibantu polsuska. Akan tetapi, pengasong tidak beranjak turun dari gerbong. Satu penumpang berupaya menawarkan solusi dengan membelikan pengason tiket supaya KA melanjutkan perjalanan. Namun, upaya itu ditolak pengelola stasiun.

Advertisement

Akibat tak mau turun dari gerbong, polisi mengambil langkah tegas. Mereka menurunkan paksa pengasong dari dalam gerbong. Sempat terjadi kericuhan saat polisi berusaha menyeret pengasoh keluar gerbong.

Pengasong wanita, Yani, 35, tak kuasa menahan tangis.  Dengan penuh emosi, dia melempari kaca kantor stasiun dengan nasi bungkus hingga pecah. “Mau cari rizeki halal saja kok dilarang. Apa pak polisi mau kita jadi pengemis atau pencuri,” teriak Yani sembari menahan isak tangis.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif