SOLOPOS.COM - Psikolog Politik UNS Solo, Moh. Abdul Hakim. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dinilai mempunyai pola hubungan unik dengan partai politik (Parpol).

“Saya mencoba mengamati langkah-langkah Gibran dan relasi dia dengan partai partai politik. Saya lihat Gibran ini punya hubungan love and hate antara cinta dan benci dengan partai politik,” ungkap Psikolog Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, saat diwawancara Solopos.com, baru-baru ini..

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Abdul Hakim melihat Gibran di satu sisi sadar butuh dukungan parpol untuk mendukung atau mengamankan kebijakan-kebijakannya. Tapi, di sisi lain Gibran dinilai cukup jengah dengan dominasi atau kendali parpol.

“Sehingga Gibran belum lama ini menyampaikan pernyataan di hadapan relawannya tentang pentingnya figur dan pergerakan sosial. Peran parpol sekarang ini dan ke depannya tidak akan dominan lagi,” sambung dia.

Menilik kondisi tersebut, Abdul Hakim menilai orientasi politik Gibran cenderung kepada personal atau ketokohan. “Orientasi Gibran cenderung personal. Politik Gibran politik personal, tokoh,” kata dia.

Gibran juga dinilai mempunyai sifat teknokratis yang cenderung tidak nyaman ketika berdiskursus soal ideologi. “Dia cenderung kurang nyaman berdiskursus soal ideologi yang jadi ranah parpol,” urai dia.

Abdul Hakim juga menduga Gibran tidak nyaman dengan pola bargaining politik yang harus dilakukan ketika mencari dukungan parpol. Sebab dengan begitu Gibran merasa di bawah kendali atau dominasi partai.

“Dia tampaknya tidak terlalu nyaman dengan bargaining yang harus dilakukan saat mencari dukungan parpol. Ini saya melihat Gibran ini semakin memperkuat tren personalisasi politik di Indonesia,” terang dia.

Merujuk analisis tersebut, Abdul Hakim membuka kemungkinan Gibran menyiapkan skenario ketiga mengusung KGPAA Mangkunagoro X sebagai Cawali Solo 2024 dari jalur perseorangan atau independen.

“Cuma ada masalah juga. Kalau nanti menang lewat jalur perseorangan, kontrol dia dari parpol cukup lemah. Dia harus dealing dengan DPRD, tapi tidak punya ikatan utang budi dengan partai,” imbuh dia.

Pola hubungan seperti itu, Abdul Hakim menilai kehidupan demokrasi di Solo menjadi kurang sehat. Akan kah kedudukan parpol kian diperlemah di Solo? Ditunggu saja bagaimana manuver Gibran ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya