Soloraya
Rabu, 16 Februari 2022 - 20:00 WIB

Pengamen Pun Kecipratan Rezeki di Gunung Kemukus

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung berfoto dengan orang yang memakai kostum robot di taman atau area promenade kawasan Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sabtu (12/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Revitalisasi objek wisata Gunung Kemukus tidak hanya menggerakan ekonomi warga yang menyediakan lahan parkir serta berdagang. Namun para seniman/pengamen di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen juga kecipratan berkah.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Sabtu (12/2/2022), sejumlah seniman mengamen dengan cara berkelompok di sejumlah titik pada taman atau area promenade. Ada juga yang berkeliling.

Advertisement

Sementara sejumlah anak muda lain memakai kostum robot Transformers. Sasaran mereka adalah anak-anak atau pengunjung kalangan keluarga. Pengunjung bisa membayar seikhlasnya untuk berfoto bersama robot tersebut.

Baca Juga: Ini Pohon-Pohon Langka di Makam Pangeran Samudra Gunung Kemukus

Salah satu pengamen yang mencoba mengais rezeki di Gunung Kemukus adalah  Yanto, 46. Ia mengamen di area promenade ketika tampak ramai pengunjung. Kadang ramainya pada sore sampai malam pada hari biasa. Sementara pada hari libur keramaian sudah tampak sejak siang hari sampai malam. Tapi, semua tergantung cuaca.

Advertisement

Yanto bukan warga asli kawasan Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Namun sejak beberapa tahun ini ia tinggal di Dukuh Gunung Sari, Desa Pendem.

Sebelum mengamen di Kemukus, Yanto biasanya mengamen di luar kota di wilayah Soloraya. Seperti pengamen lainnya, ia menyasar pasar atau tempat keramaian. Begitu Gunung Kemukus selesai di revitalisasi dan mulai menerima banyak kunjungan, ia meminta izin ketua RT serta pengurus karang taruna setempat untuk bisa ambil bagian mencari rezeki di sana.

Baca Juga: Tarif Parkir oleh Warga di Gunung Kemukus, Beda Hari Beda Harga Loh Lur

Advertisement

“Ini ikut dengan peraturan sampai akhirnya berjalan. Para tamu terhibur setiap ke sini ada seniman itu. Nyanyi karaoke, soal bayaran seikhlasnya,” jelasnya.

Ia mengatakan ada paguyuban yang mewadahi para pengame dan seniman, namun ada yang tidak mau bergabung karena gengsi. “Penghasilan sama saja, cuma di kampung kan enggak jalan keliling. Aman dan nyaman di sini,” paparnya.

Sementara itu, Ketua RT 033 Gunung Sari, Heri, mengatakan roda ekonomi warganya kembali berputar setelah Gunung Kemukus ramai. Warga mendapatkan sumber pendapatan baru dari mengelola tempat parkir swadaya dan berjualan.

“Dulu ramai tidak setiap hari namun ramainya Pon sama Kliwon. Sekarang hampir setiap sore Senin sampai Sabtu Minggu siang malam ramai,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif