SOLOPOS.COM - Warga mengecek punden di Dukuh Kutukan, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Rabu (2/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Ada tradisi unik bagi pasangan pengantin baru di Dukuh Kutukan, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Mereka harus melakukan tradisi memutari Punden Mbah Mboja sebanyak tiga kali.

Saat ngunduh mantu, begitu pasangan tiba di Dukuh Kutukan, harus mengucapkan salam dan memutari punden.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal tersebut merupakan salah satu tradisi yang harus dilakukan masyarakat setempat. Sebab, Punden Mbah Mboja itu adalah tempat keramat.

Baca juga: Walah…! 309 Kilogram Daging Ayam Murah di Sragen Ludes Dalam 15 Menit

Punden itu berupa rumah dengan ukuran kira-kira 2 meter x 2 meter. Bangunan tampak berkelir hijau dan kuning. Ada satu pintu depan untuk akses masuk ke punden. Adanya sejumlah pohon jati dan bambu di sekelilingnya membuah punden itu sejuk. Tak jauh dari punden itu berdiri sejumlah rumah warga.

Salah satu warga tinggal di dekat punden di Dukuh Kutukan Sragen, Citro Suwarno, 59, menjelaskan punden itu merupakan makam pasangan yang pertama datang membuka desa. Dia tidak hafal nama lengkapnya, namun warga kerap menyebut Punden Mbah Mboja.

“Sosoknya gede dhuwur, saya pernah diimpeni [didatangi dalam mimpi] Mbah Wedok. Dulunya punya jaran, ingon-ingone macan [peliharaannya macan],” kata dia, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Gempa Magnitudo 2,8 Guncang Timur Laut Sragen

Bersih Desa

Selain tradisi unik yang harus dilakukan pasangan pengantin, warga Dukuh Kutukan Sragen warga biasa melakukan bersih desa setelah panen yang dilakukan sekali dalam satu tahun. Tidak ada aturan kapan harus dilaksanakan, namun biasanya pada Juni sampai September.

“Bulan tidak ditentukan namun harinya ditentukan Sabtu Kliwon,” kata Cipto tanpa bisa menjelaskan alasannya.

Ia hanya menyebut pemilihan Sabtu Kliwon sudah menjadi tradisi para leluhur. Sabtu Kliwon juga menjadi pantangan bagi warga setempat mendirikan rumah.

Baca juga: Dukuh Kutukan Sumberlawang Sragen Punya Tradisi Pengantin yang Unik

Adapun bersih desa dilakukan hampir sama dengan yang dilakukan di desa lain di mana ada sajian hidangan, antara lain olahan daging ayam. Namun yang unik dari kegiatan bersih desa di Dukuh Kutukan yaitu pagar rumah warga harus tampak bersih dan rapi.

“Sudah panen, kampungnya bersih. Ibaratnya bersyukur lah,” paparnya.

Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, menjelaskan kewajiban merapikan pagar pada tradisi bersih desa di Dukuh Kutukan Sragen menjadi pembeda dengan tradisi bersih desa di tempat lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya