Solopos.com, SRAGEN — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Mestro menggelar Uji Kompetensi Pemandu Wisata bagi para pengelola desa wisata di Kabupaten Sragen. Uji kompetensi tersebut digelar selama sehari di Hotel Front One Sragen, Sabtu (8/10/2022).
Uji kompetensi pemandu wisata tersebut merupakan kali kedua yang digelar di Sragen. Uji kompetensi kali pertama diikuti sebanyak 50 orang peserta dan dinyatakan lolos semua.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Kepala Disparpora Sragen, Yuniarti, menerangkan uji kompetensi ini diikuti para pemandu wisata dari biro perjalanan wisata, pengelola objek wisata, dan pengelola desa wisata di Kabupaten Sragen.
“Target pesertnya sebanyak 50 orang. Uji kompetensi itu dilakukan untuk pemenuhan standar keahlian kompetensi pemandu wisata, khususnya bagi pengelola desa wisata di Sragen. Selama ini sudah ada tiga desa wisata yang mendapatkan surat keputusan (SK) dan ada sebanyak 36 desa wisata rintisan,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com.
Baca Juga: Dispora Sragen Kenalkan 3 Paket Wisata Sinau Sragen Keren
Berdasarkan SK Bupati Sragen No. 556/13/002/2012 ada tiga desa yang ditetapkan sebagai desa wisata. Mereka adalah Desa Jambeyan, Desa Jetis, dan Desa Sukorejo atau dikenal dengan Betisrejo. Sedangkan jumlah rintisan desa wisata di Sragen cukup banyak.
“Pada uji kompetensi pertama diikuti 50 orang. Sebelumnya mereka sudah mengikuti bimbingan teknis pemandu wisata yang diadakan Disparpora,” katanya
Kabid Detinasi Pariwisata Disparpora Sragen, Y. Wahyu Aji Widodo, menerangkan pemandu wisata merupakan garda terdepan mempromosikan pariwisata dan branding wisata Sragen. Keberadaan pemandu wisata ini juga mendukung kemajuan pariwisata di Kabupaten Sragen.
Baca Juga: Sempat Stagnan, Perajin Tenun Arimbi Sragen Berjuang Untuk Kembali Bergeliat
Salah satu peserta, Lilik Mardiyanto, mengaku senang dan bangga bisa ikut uji kompetensi pemandu wisata ini. Dia mengaku bisa menyelesaikan soal-soal yang ada karena sebelumnya sudah sering mengeksplorasi objek wisata bersama rekan-rekannya dari Yayasan Palapa Mendira Harja Cabang Sragen.
“Pengalaman eksplorasi objek wisata ke des-desa itu menjadi bekal dalam uji kompetensi kali ini. Apa yang ditanyakan dalam uji kompetensi ini relevan dengan kegiatan lapangan yang dilakukan Yayasan Palapa Mendira Harja lewat Ekspedisi Sukowati,” jelasnya.