SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Kota Solo melihat kondisi IPAL kotoran di rumah pemotongan hewan (RPH) Jagalan, Solo, Rabu (27/6/2012). RPH akan mengajukan anggaran untuk pembuatan IPAL darah penyembelihan sapi di APBD Perubahan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Kota Solo melihat kondisi IPAL kotoran di rumah pemotongan hewan (RPH) Jagalan, Solo, Rabu (27/6/2012). RPH akan mengajukan anggaran untuk pembuatan IPAL darah penyembelihan sapi di APBD Perubahan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Kota Solo melihat kondisi IPAL kotoran di rumah pemotongan hewan (RPH) Jagalan, Solo, Rabu (27/6/2012). RPH akan mengajukan anggaran untuk pembuatan IPAL darah penyembelihan sapi di APBD Perubahan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak tiga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di Kota Solo saat ini dinilai sudah cukup menampung limbah rumah tangga dan kamar mandi. Hanya saja, IPAL tersebut belum termanfaatkan secara maksimal.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketiga IPAL masing-masing berada di Solo utara yang dibangun di wilayah Mojosongo, di selatan terdapat IPAL yang dibangun di wilayah Semanggi serta bagian tengah saat ini sudah ada IPAL Pucangsawit.

Kabid Limbah Cair Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo, Nanang Pirmono, menuturkan belum maksimalnya IPAL di tiga wilayah itu lantaran belum terisi penuh sambungan dari rumah tangga. Dia mencontohkan,

IPAL di Mojosongo yang memiliki kapasitas 50 liter/detik saat ini baru terdapat 4.800 sambungan pipa rumah tangga. Padahal, IPAL tersebut mampu menampung 10.000 sambungan.

IPAL Semanggi mampu menampung 13.000 sambungan, saat ini baru terdapat 8.000 sambungan pipa rumah tangga.

“IPAL Pucangsawit baru saja selesai dibangun saat ini belum ada sambungan. IPAL tersebut mampu menampung 6.000 sambungan,” urai Nanang, Selasa (24/9/2013).

Disampaikannya, ketiga IPAL tersebut dinilai sudah cukup lantaran saat ini baru 12,7% rumah tangga yang pipa pembuangannya langsung ke IPAL.

“Kedepan kami dorong 25% rumah tangga menyalurkan pipa ke IPAL,” ungkapnya.

Sementara, sebagian warga Solo memanfaatkan pembuangan limbah kamar mandi menggunakan septic tank.

“Untuk penggunaan septic tank sistem pembuangannya dengan truk pengangkut lumpur tinja (vacuum truck) yang kemudian dibuang ke Instalasi Pembuangan Lumpur Tinja (IPLT),” tambahnya.

Di Solo baru terdapat satu IPLT yang ada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo yang bakal kembali dibuka 2014.

Nanang menjelaskan saat ini pihaknya baru bekerja sama dengan Indonesian Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) melakukan kajian terkait sanitasi dan pengelolaan air bersih. Disampaikannya, melalui kerja sama tersebut diharapkan pemanfaatan IPAL Semanggi dan Pucangsawit bisa dimaksimalkan untuk pembuangan lumpur tinja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya