Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Wiyono, mengatakan lemahnya pariwisata Boyolali terlihat dari banyaknya potensi daerah yang belum tersentuh. Menurutnya, setiap tahun tidak ada peningkatan pariwisata ke arah yang lebih baik. “Dinas terkait seharusnya melakukan pengembangan yang berarti. Pariwisata yang telah ada diperbaiki serta yang belum segera dikembangkan,” ujarnya, Selasa (2/8/2011). Menurutnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) harus berperan aktif. Di antaranya, dengan mempromosikan potensi wisata Boyolali.
Dijelaskan, Boyolali memiliki beragam seni budaya mulai dari tari hingga upacara ritual. Potensi ini bisa dikemas dan ditampilkan dengan baik sehingga bisa mengundang pengunjung untuk datang atau sekadar singgah menikmati wisata di Boyolali. “Komisi IV DPRD Boyolali baru saja kembali dari Kabupaten Lombok. Pengembangan sektor pariwisata di sana jauh lebih baik,” katanya. Ditambahkan, letak Boyolali yang berada di lereng Gunung Merapi dan Merbabu sangat menguntungkan. Beberapa segi yang bisa dikembangkan antara lain, agro wisata seperti pertanian, perkebunan dan kuliner. Boyolali juga memiliki sejumlah waduk seperti Kedung Ombo, Cengklik dan Bade yang dapat dikembangkan. Jika ini bisa dikemas secara bagus hasilnya bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih baik.Ditambahkan, anggota Komisi IV DPRD Boyolali Agus Ali Rosidi mengatakan kelemahan pariwisata Boyolali tampak pada ajang pemilihan Mas dan Mbak Boyolali lalu. “Mas dan Mbak Boyolali seharusnya dapat menjadi ikon pariwisata Boyolali namun, belum memberikan kontribusi apapun,” terangnya. Menurutnya, ajang itu hanya menghambur-hamburkan uang yang diambil dari APBD. Diharapkan, Disparbud memiliki program yang bermaksud untuk mengembangkan dan mempromosikan pariwisata Boyolali.
rid