SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengelolaan sampah di Kota Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Karanganyar, DKP Karanganyar mengajukan 10 lokasi untuk pengelolaan sampah berbasis pengolahan.

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) setempat merintis pengelolaan sampah berbasis pengolahan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Anggaran penyediaan sarana dan prasarana (Sarpras) sampah di 10 lokasi diajukan DKP di APBD Perubahan 2016. Penjelasan itu disampaikan Kepala DKP Karanganyar, Titis Sri Jawoto.

“Bila ajuan kami tentang Sarpras pengolahan sampah bisa diakomodasi, itu bisa menjadi road map yang baik. Sehingga 2017-2018 tinggal duplikasi-duplikasi saja,” ujar dia.

Titis menargetkan sistem pengelolaan sampah di Karanganyar sudah berbasis pengolahan pada 2018 mendatang. Untuk itu dia berharap pengajuan awal anggaran bisa disetujui. Titis mengklaim sudah mensosialisasikan pengelolaan sampah berbasis pengolahan di 15 lokasi berbeda. Hasilnya, menurut dia, semua siap menjalankan sistem pengolahan sampah. Dia mencontohkan pengolahan sampah di Desa Buran, Tasikmadu. Untuk mendukung pengolahan, Pemkab sedang menyiapkan program jangka panjang masyarakat sedekah sampah.

Sampah dari masyarakat harus sudah dipisahkan antara yang organik dan anorganik. “Jadi saat masuk ke tempat pengolahan sudah terpilahkan antara anorganik dan organik,” kata dia.
Titis mengaku telah menjalin kesepahaman dengan sebuah perusahaan yang ahli di bidang pengolahan sampah menjadi pupuk. Mereka akan mendampingi warga selama pembuatan pupuk.

Titis menerangkan pembenahan sistem pengelolaan sampah harus mulai dilakukan Karanganyar. Namun keterbatasan Sarpras dan sumber daya manusia (SDM) selalu menjadi kendala.

Padahal produksi sampah cenderung terus meningkat. Dia mencontohkan produksi sampah di Colomadu yang mencapai delapan hingga 10 truk per hari. Padahal kapasitas hanya lima truk.

“Kalau kami lakukan penggeseran armada dari wilayah lain pun akan menimbulkan masalah di tempat itu. Total armada sampah kami saat ini baru 18 truk,” tutur dia.
Sedangkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menekankan pentingnya keseriusan penanganan sampah secara mandiri di Karanganyar, Tawangmangu, Jaten, Gondangrejo, dan Colomadu.

“Karanganyar, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, dan Tawangmangu, jadi fokus. Sampah jangan sampai di bawa ke Karanganyar. Harus bisa bersih di situ. biar tak jadi problem,” tutur dia.

Bupati juga menyoroti aksi pembuangan sampah sembarangan di Jl. Solo-Tawangmangu, dari Ngringo hingga Perempatan Papahan. Fenomena itu dinilai mengganggu keindahan wilayah.

Yuli, panggilan akrabnya, mengaku sudah berkoordinasi dengan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, terkait komitmen Pemkab Karanganyar untuk menjaga kebersihan di jalur tersebut.

“Sudah saya koordinasikan dengan Bupati Sukoharjo. Karena itu kan wajah saya [Karanganyar]. Kami ingin menatanya, baik merapikan pohon, menata aliran sungai, dan pasang plakat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya