SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampah plastik.(JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pengelolaan sampah Solo menjadi perhatian karena kondisi TPA yang selalu overload.

Solopos.com, SOLO — Kalangan legislatif mendorong penyelesaian problem sampah di Solo dimulai dari lingkungan masyarakat. Pembentukan bank sampah di setiap kelurahan dinilai dapat mengurangi beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua Komisi II DPRD, Y.F. Sukasno, mengatakan pembentukan bank sampah menjadi solusi strategis pengelolaan sampah jangka panjang. Menurut Sukasno, Solo dapat meniru Malang yang mampu mendayagunakan sampah untuk kebutuhan ekonomi hingga kesehatan.

“Di Malang, sampah yang dikumpulkan warga bisa untuk membayar periksa dokter. Sistemnya dibuat seperti itu agar warga bersemangat memilah sampah,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (19/1/2016).

Sukasno mengatakan ada beberapa wilayah di Kota Bengawan yang sudah memiliki bank sampah seperti di Kadipiro dan Mojosongo. Pemkot juga menginisiasi bank sampah di Jebres dan Brengosan.

Dia menilai pengelolaan bank sampah di beberapa wilayah sudah berjalan dan berdampak pada kebersihan lingkungan sekitar. Warga, imbuhnya, mendukung operasional bank sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing.

“Setelah itu ada petugas bank sampah yang berkeliling mengumpulkan sampah warga. Di sebuah RT di Mojosongo, penjualan sampah plastik, kardus hingga olahan kompos dapat menghasilkan Rp2 juta per bulan,” kata dia.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini mendorong RT-RT lain dapat meniru kesuksesan bank sampah yang telah terbentuk. Jika sudah menjadi gerakan bersama, Sukasno meyakini problem sampah di hilir dapat ikut diurai.

Untuk diketahui, selama ini TPA Putri Cempo memiliki tumpukan sampah yang cenderung overload. “Ke depan bank sampah di Solo diharapkan tak hanya menyelesaikan problem sampah, tapi membentuk sistem untuk kesejahteraan warga,” kata dia.

Ketua DPRD Solo, Teguh Prakosa, mengatakan inisiasi bank sampah di setiap RT secara tidak langsung dapat mendorong Solo kembali meraih Adipura. Meski demikian, ia menyoroti sejumlah wilayah yang cenderung enggan repot dengan permasalahan lingkungan.

“Menyediakan ruang sedikit untuk pengelolaan bank sampah saja susah. Faktanya memang belum semua warga sadar dengan persoalan lingkungan,” kata dia.

Teguh menambahkan gerakan bank sampah perlu didukung wali kota dan SKPD terkait sehingga terjadi kesinambungan program. “Yang sudah ada perlu dikembangkan, yang belum perlu didorong,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya