SOLOPOS.COM - TPA Putri Cempo (Dok/Solopos)

Pengelolaan sampah ini terkait rencan apelarangan pemulung beroperasi di TPA Putri Cempo.

Solopos.com, SOLO — Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo berencana mensterilkan kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo dari aktivitas pemulung.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala DKP Hasta Gunawan mengatakan pemulung nanti akan dilarang beraktivitas di TPA. Selama ini, Hasta mengatakan TPA Putri Cempo dipenuhi pemulung yang mengais sampah di lokasi tersebut. Padahal, banyak benda berbahaya saat pemulung beraktivitas di sana.

“Kebakaran di TPA jadi evaluasi kami. Salah satunya, ke depan pemulung tidak boleh berada di zona aktif itu,” kata Hasta, Minggu (13/9/2015).

Lebih lanjut Hasta mengatakan banyak benda tajam di kawasan TPA. Selain itu pula sampah TPA mengandung zat dan gas beracun. Sehingga sudah semestinya kawasan TPA harus steril dari pemulung.

Namun, ia mengaku untuk merealisasikan wacana tersebut tidak mudah. Hal ini dengan banyaknya pemulung yang beraktivitas di kawasan tersebut.

“Pemulung ini kan mencari rezeki dari sampah itu. Jadi memang tidak mudah, tapi mudah-mudahan bisa dilaksanakan,” kata dia.

Hasta akan mengupayakan untuk merealisasikan wacana sterilisasi TPA Putri Cempo dari pemulung. Menurutnya, langkah ini demi mencegah dampak negatif dari keberadaan tumpukan sampah di TPA tersebut.

Selain terancam benda tajam dan zat beracun, Hasta mengatakan pemulung juga terancam keselamatannya dari longsoran sampah. Hasta mengaku akan mulai menyosialisasikan rencana sterilisasi TPA ke warga setempat.

“Kami juga akan pasang papan larangan merokok di dalam lahan TPA. Karena ternyata ada kandungan gas metan di dalam sampah yang mudah terbakar,” kata dia.

Hasta mengatakan kandungan gas metan sangat tinggi terutama saat musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi. Untuk mengurangi suhu panas ini, ia akan melakukan penyemprotan lahan TPA secara rutin.

Dengan demikian, sampah TPA tak mudah terbakar. Hasta mengatakan kini tengah mengupayakan untuk merelokasi 10 keluarga di sekitar TPA Putri Cempo.

“Kalau masyarakat tidak menginginkan relokasi maka Pemkot juga tidak akan melakukannya. Tapi kami akan upayakan untuk merelokasi,” kata dia.

Salah satu pemulung, Ratno, mengaku keberatan dengan larangan pemulung beraktivitas di TPA. Ia mengatakan selama ini hanya mengandalkan pemasukan keuangan keluarga dari hasil memulung sampah.

Meskipun, ia mengetahui ancaman bahaya yang mengintai selama beraktivitas di TPA. “Kami selalu gunakan sarung tangan dan masker selama memulung sampah. Jadi kami membentengi diri sendiri,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya