SOLOPOS.COM - ilustras petugas kebersihan mengangkut sampah. i(Dok/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Solo dioptimalkan dengan rencana pengadaan 21 TPS mobile.

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana menambah 21 mobil mini dump pengangkut sampah atau yang akrab disebut tempat pembuangan sampah sementara (TPS) mobile pada tahun ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo, Hasta Gunawan, mengatakan Pemkot Solo hingga saat ini sudah mempunyai 57 TPS mobile.

Menurut dia, jumlah tersebut masih kurang ideal untuk mengendalikan sampah di berbagai kelurahan di Kota Bengawan. Sehingga, lanjut Hasta, DKP perlu menambah sedikitnya 21 TPS mobile. Dia menyampaikan penyediaan TPS mobile sebagai konsekuensi dari penutupan puluhan bangunan TPS.

“Beberapa kelurahan masih belum punya TPS mobile. Kami akan berusaha menyediakan alat operasional pengangkut sampah itu dengan segera. Selain itu, sejumlah kelurahan masih kekurangan [TPS mobile] karena kondisi wilayah yang terlampau luas,” kata Hasta saat berbincang dengan , Jumat (3/7/2015).

Disinggung mengenai hasil evaluasi operasional TPS mobile, Hasta mengakui belum sepenuhnya berjalan optimal. Menurut dia, masih banyak petugas kebersihan dan masyarakat yang belum kompak untuk menyepakati jadwal pembuangan sampah.

Alhasil, lanjut dia, sampah dari masyarakat tidak terangkut maksimal oleh petugas kebersihan.

“Ternyata di lapangan jadwal untuk mengatur jam buang sampah dari masyarakat belum terbentuk. Sebagian sampah terpaksa harus menginap di rumah atau lingkungan masyarakat karena tidak terangkut [TPS mobile],” kata Hasta.

Hasta menyampaikan jadwal pembuangan perlu disusun baku agar semua sampah dari masyarakat bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

“Semisal disepakati TPS mobile datang pukul 08.00 WIB atau pukul 10.00 WIB. Masyarakat otomastis wajib menyesuaikan waktu kehadiran TPS mobile itu. Masyarakat membuang sampah sebelum TPS mobile datang. Nanti sampah diangkut gerobak dan TPS mobile,” ujar Hasta.

Selain jadwal yang belum terbentuk, menurut Hasta, TPS mobile tidak beroperasi maksimal karena tidak bisa menjangkau gang-gang sempit di berbagai wilayah kelurahan di Kota Bengawan.

Dia menyampaikan, kendala tersebut masih bisa diatasi dengan menerjunkan petugas kebersihan yang membawa gerobak sampah. Hasta berharap masyarakat mandiri memilah dan mengolah sampah.

“Sampah itu sampah siapa? Bukan semata-mata [penanganan sampah] tanggung jawab DKP. Masyarakat juga musti sadar dengan sampah masing-masing. Sampah yang mengendap lebih dari sehari berpotensi menimbulkan penyakit. Masyarakat harus pandai mengolah sampah itu,” terang Hasta.

Sementara itu, petugas kebersihan di Serengan, Sumardi, 54, mengatakan operasional TPS mobile kurang optimal karena hanya mampu mengangkut sampah dalam volume kecil. Menurut dia, TPS mobile hanya bisa membawa sampah paling banyak sekitar 2 ton per rit menuju TPA Putri Cempo di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres.

“Sampah menumpuk lebih lama di lingkungan warga karena mobil [TPS mobile] tidak bisa mengangkut sekaligus. Jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Solo juga semakin bertambah. Lebih baik Pemkot Solo menyediaan truk ketimbang TPS mobile karena mampu mengangkut sampah lebih banyak, yakni mencapai 6 ton per rit,” jelas Sumardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya