Soloraya
Sabtu, 4 Februari 2017 - 12:30 WIB

PENGELOLAAN SAMPAH SOLO : Sehari, 450 Ton Sampah di Kota Solo akan Diolah Menjadi Listrik

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pengelolaan sampah Solo yakni di TPA Putri Cempo akan diolah menjadi energi listrik.

Solopos.com, SOLO — Proyek pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo menjadi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) dikebut. PLTS yang ditarget beroperasi akhir 2019, bakal mengolah sampah sebesar 450 ton per hari.

Advertisement

Perinciannya, 200 ton sampah baru dan 250 ton sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Pengolahan sampah ini diperkirakan bisa menghasilkan energi listrik sebesar 12 Megawatt (MW) per jam.

Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) PT Solo Citra Metro Plasma Power, Elan Syuherlan, saat dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (3/2). Elan mengatakan proyek PLTS di Kota Bengawan jalan terus tak terpengaruh dengan putusan Mahkamah Agung (MA) membatalkan Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah.

“Dasar kami melangkah adalah Permen ESDM Nomor 44 Tahun 2015. Dan sekarang dikuatkan lagi dengan terbitnya Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik,” jelasnya.

Advertisement

Saat ini, Elan mengatakan proyek PLTS memasuki tahapan penyusunan detail engineering design (DED) yang ditargetkan selesai September nanti. Sejalan dengan itu, pihaknya juga secara pararel melakukan studi kelayakan, studi penyambungan, UKL/UPL, analisis dampak lingkungan (Amdal). Tahapan lanjutan akan dikerjakan dengan pembangunan konstruksi pada awal tahun depan.

“Pembangunan konstruksi selesai 2019. Kami targetkan PLTS mulai beroperasi pada kwartal keempat 2019,” imbuhnya.

Perusahaan konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan, antara lain PT Citra Metrojaya Putra dan PT Pembangunan Perumahan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga didukung perusahaan penyedia teknologi gas engine asal Austria, General Electric (GE) dalam merealisasikan PLTS. Teknologi plasma grasifikasi digunakan dalam pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Advertisement

Teknologi ini diklaim ramah lingkungan dan kali pertama yang akan diterapkan di Indonesia. “Sistemnya nanti ada reaktor plasma dan sampah masuk kesitu. Suhu yang dipakai itu akan disesuaikan dengan karakter sampah, dari suhu minimum 1.200 derajat Celcius sampai maksimum 5.000 derajat Celcius,” katanya.

Dalam pengolahan sampah ini, Elan menjelaskan tidak ada proses pembakaran, sehingga tidak ada asap, debu, atau limbah beracun. Kapasitas sampah yang akan diolah adalah 450 ton per hari, 200 ton sampah baru dan 250 ton sampah TPA Putri Cempo.

“Kami nanti akan menghabiskan sampah di Putri Cempo. Sebelum diolah sampah akan disortir dulu, dan sekarang sampah TPA masih dalam kajian,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo Hasta Gunawan mengatakan pengolahan sampah TPA Putri Cempo mendesak dilaksanakan. Volume sampah yang menumpuk sudah hampir melampaui kapasitas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif