SOLOPOS.COM - Sejumlah bocah bermain di dekat kolam penampungan air untuk menyiran tanaman durian di kaki Gunung Sigit, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Selasa (25/7/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos,com, SRAGEN — Dengan topografi perbukitan karena berada di lereng Gunung Lawu, Desa Sukorejo di Kecamatan Sambirejo, Sragen, sulit air saat musim kemarau. Namun, Pemerintah Desa Sukorejo, justru menjadi lahan menjadi sentra durian yang nantinya di Kelola badan usaha milik desa (BUMDes).

Ketersediaan air untuk kebutuhan tanaman durian menjadi tantangan dalam pengembangan sentra durian tersebut. Pada November 2022 lalu, 42 petani durian yang tergabung dalam Kelompok Tani Durian Argorejo Desa Sukorejo menanam 1.200 batang pohon durian. Itu dilakukan di lahan seluas 12 hektare itu difasilitasi Pemdes Sukorejo yang bekerjasama dengan PT Danareksa yang menaungi 10 perusahaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kini, menyangkut kebutuhan air para petani durian itu tak lagi waswas. TNI Angkatan Darat (AD) hadir memberi harapan baru bagi para petani durian untuk memenuhi kebutuhan air di saat musim kemarau. Harapan itu berupa bantuan pompa hidram dengan tenaga kinetik tanpa listrik. Pompa hidram itu diletakkan di lembah di bawah Gunung Sigit Sukorejo.

Air dari embung dan sumber air di sekitarnya ditarik ke atas dan kemudian digelontor ke pompa hidram di lembah. Dengan tekanan air yang tinggi itu kemudian air didorong naik ke Gunung Sigit. “Lokasi pegunungan yang tidak bisa dijangkau air dari mana pun akhirnya bisa dijangkau. Di puncak gunung sigit itu ada bak tampungan air yang bisa mengairi tanaman durian di sana,” ujar Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, saat berbincang dengan Solopos.com di lereng Gunung Sigit, Selasa (25/7/2023) siang.

Di seputaran Gunung Sigit ada lahan potensial seluas 15 hektare. Baru 12 hektare di antaranya yang sudah ditanami durian sebagai awalan program sentra durian.

Sukrisno menyampaikan air dari pompa hidram khusus untuk mengairi tanaman durian dan tanaman tumpangsarinya, bukan untuk konsumsi air bersih.

“Hari ini yang sudah tertanam 1.200 batang pohon durian di lahan 12 hektare. Tahun ini, kami menargetkan bisa tanam di lahan 15 hektare. Kemudian targetnya di 2024, total bisa memiliki sentra durian seluas 40 hektare untuk Agrowisata Sukorejo. Kebutuhan tanaman duriannya mencapai 4.000-an batang,” jelasnya.

Sukrisno optimistis kebutuhan air untuk 4.000 batang pohon durian dapat terpenuhi dengan adanya bantuan pompa bantuan TNI AD tersebut. “Saya pernah uji coba mengalirkan pompa hidram itu selama tiga hari berturut-turut dari embung, ternyata permukaan airnya hanya turun sekitar 50 cm,” jelas Sukrisno.

Dia menjelaskan pompa hidram ini bekerja dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga tidak membutuhkan energi listrik. Kelemahannya, air yang bisa didorong ke atas hanya 20% karena yang 80% digunakan untuk tenaga mendorong. Untuk mencapai puncak Gunung Sigit itu, Sukrisno menerangkan dibutuhkan pipa sepanjang 50 meter dari pompa hidram.

“Kalau jarak dari embung sampai ke Gunung Sigit itu membutuhkan pipa sepanjang 4.000 meter atau 4 km karena harus mencari haluan dengan medan naik turun. Ada empat unit pompa hidran yang digunakan,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Durian Argorejo Desa Sukorejo, Haryoso, menyampaikan semula air menjadi tantangan petani untuk mengembangkan sentra durian. Ketika menanam di lahan kering atau tegalan itu sering kali tidak diurus sungguh-sungguh sehingga tanaman kekurangan air.

“Areal perbukitan Gunung Sigit ini saat musim penghujan banyak ditanami palawija, tetapi saat musim kemarau mati semua. Air jadi problem saat musim kemarau. Kalau saya pribadi bisa beli pompa air, tetapi petani lain di sini terkendala biaya. Nah, bantuan pompa hidram diharapkan jadi solusi untuk masalah air itu,” katanya.

Sementara itu, Dandim 0725/Sragen, Letkol (Inf) Yoga Yastinanda, menyampaikan TNI-AD memberi bantuan empat unit pompa hidram di empat lokasi. Dua di antaranya di Kecamatan Sambirejo, yakni di Desa Sukorejo dan Desa Kadipuro. Dua lainnya di Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar dan Desa Pare, Kecamatan Mondokan. Keempat pompa hidran sudah beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya