SOLOPOS.COM - Car Free Day (CFD) Solo (Dok/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO — Penghasilan pengemis Solo yang beroperasi di car free day (CFD) Solo cukup fantastis! 3 Jam beroperasi di CFD Solo mereka bisa meraup Rp100.000.
Satpol PP Solo, Minggu (19/1/2014) lalu merazia 25 pengemis gelandangan dan orang telantar (PGOT) di CFD Solo. Dari 25 PGOT yang terjaring, mayoritas merupakan peminta-minta.
Mereka mampu menghasilkan minimal Rp100.000 dari tiga jam CFD.
“Apakah mereka (pengemis) berkelompok atau tidak masih perlu identifikasi mendalam. Kami berkomitmen menelusuri dugaan sindikat ini secara diam-diam,” Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol PP, Bambang M.B.
Pihaknya tak menampik penertiban di CFD digelar lantaran banyaknya laporan warga ihwal sepak terjang pengemis yang kian meresahkan.
Bambang berencana mengintensifkan razia PGOT sebulan ini di kawasan bebas asap kendaraan tersebut. “Setiap Minggu pagi tim akan memantau pergerakan PGOT di CFD.”
Lebih jauh, pihaknya bakal mengembalikan PGOT yang terjaring razia ke daerah asal. Sebab, mayoritas PGOT yang berhasil ditertibkan merupakan warga luar Kota Solo. Mereka di antaranya berasal dari Kalioso, Simo dan Karanganyar.
“Sesuai instruksi Wali Kota, setelah dibina PGOT akan dipulangkan ke daerah asal,” sambung Bambang.
Seorang pengunjung Lusi, 22, mendukung upaya Pemkot menertibkan PGOT di CFD. Menurut mahasiswa UNS ini, keberadaan pengemis di CFD mulai mengganggu kenyamanan beraktivitas.
“Baru makan atau istirahat 10 menit, sudah ada tiga pengemis yang minta-minta. Orangnya juga itu-itu terus,” keluhnya. Lebih jauh, Lusi mendorong Satpol PP turut membereskan persoalan PGOT di Sunday Market. “Di sana juga tidak kalah banyak,” tandasnya.