Soloraya
Sabtu, 31 Maret 2012 - 19:30 WIB

PENGENDALIAN BBM: Harga Tak Jadi Naik, Kartu Kendali BBM Tetap Berlaku

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ANTRI -- Para pengendara sepeda motor antri mengisi bensin di sebuah SPBU di Sragen beberapa waktu lalu. Meski sementara ini harga BBM batal dinaikkan, kartu kendali pembelian BBM tetap diberlakukan. (JIBI/SOLOPOS/Sri Sumi Handayani)

ANTRI -- Para pengendara sepeda motor antri mengisi bensin di sebuah SPBU di Sragen beberapa waktu lalu. Meski sementara ini harga BBM batal dinaikkan, kartu kendali pembelian BBM tetap diberlakukan. (JIBI/SOLOPOS/Sri Sumi Handayani)

SRAGEN – Dinas Perdagangan Sragen tetap memberlakukan kartu kendali dalam pembelian bahan bakar minyak (BBM) bagi pengecer. Namun kebijakan pembatasan pembelian BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dicabut dan disesuaikan dengan situasi lantaran pemerintah tak jadi menaikan harga BBM per 1 April.
Advertisement

Kabid Pembinaan Perdagangan Dinas Perdagangan Sragen, Rihandayani, saat dihubungi Espos, Sabtu (31/3/2012), mengungkapkan kartu kendali yang dibagikan kepada 3.000 pengecer di bawah koordinasi 21 SPBU tetap berlaku. Pemberlakuan kartu kendali itu, kata dia, bukan hanya sebagai pengawasan menjelang kenaikan harga BBM, melainkan digunakan untuk pengawasan dan pemantauan distribusi BBM bersubsidi seterusnya.

“Dengan kartu kendali itu justru mendisiplinkan pengecer dalam pembelian BBM sesuai dengan kebutuhan. Hanya untuk pembatasan pembelian BBM otomatis dicabut dan disesuaikan dengan situasi terkini. Adanya pembatasan itu kan untuk antisipasi antrean panjang pada H-1. Karena harga BBM tak jadi naik, ya pembatasan tidak berlaku lagi,” tegasnya.

Kepala Bidang SPBU Hiswana Migas Soloraya, Rochim Agus Suripto, mengungkapkan sikap Hiswana Migas menunggu kepastian. Kalau pemerintah tak jadi menaikkan harga BBM per 1 April, bagi Rochim, mestinya situasinya kembali ke situasi semula, yakni sebelum adanya rencana kenaikan harga BBM. “Jangan sampai saya yang disalahkan lagi. Dengan adanya rencana kenaikan harga BBM memunculkan gejolak di masyarakat. Terutama masyarakat pinggiran yang jauh dari SPBU. Mereka susah mendapatkan BBM tanpa ada mitra. Kalau mereka hanya boleh membeli 20 liter disuruh wira wiri, bathine apa ya cucuk?” tukasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif