SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeroyokan. (Googleimages)
BATURETNO–Kasus pengeroyokan terhadap siswa kelas VII yang juga Ketua OSIS SMPN 3 Baturetno, Ipung Setya Utama, 14, berakhir sudah. Penyelesaian kasus tersebut ditandai dengan ditekennya surat perjanjian antara orangtua korban dan orangtua lima siswa kelas IX, kakak kelas Ipung yang melakukan pengeroyokan pada Jumat (1/3/2013) lalu.
Surat perjanjian itu berisi kesepakatan antara dua belak pihak. Pihak pertama, orangtua Ipung mencabut laporan ke polisi. Sedangkan pihak kedua, orangtua pelaku memastikan akan menanggung semua biaya rumah sakit selama Ipung dirawat.
Kepala SMPN 3 Baturetno, Dwi Marwoto, kepada Solopos.com, Senin (4/3), mengatakan perjanjian antara pihak orangtua Ipung dan orangtua pelaku diteken pada Senin pukul 15.00 WIB. Selain menyebut mengenai kesepakatann mencabut laporan dan mengganti biaya rumah sakit, surat perjanjian itu juga berisi peringatan bagi pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Ada poin dalam perjanjian yang ditandatangi tadi sore [Senin sore] soal ancaman bahwa kalau hal serupa dilakukan lagi baik terhadap Ipung atau pun siswa lain, proses hukum kasus ini akan berjalan kembali,” ungkap Dwi.
Dia menambahkan sebelum mencapai kata sepakat dengan meneken perjanjian, lima pelaku siswa kelas IX itu telah menjalani dua kali kewajiban apel di Mapolsek Baturetno dan menerima pembinaan dari aparat kepolisian setempat pada Sabtu (2/3) dan Minggu (3/3).
Menurut Dwi, selesainya kasus ini dengan cara damai merupakan keputusan yang terbaik. Pasalnya, baik pelaku maupun korban sama-sama masih belia sehingga secara mental mereka belum siap berhadapan dengan perkara hukum.
“Anak-anak juga sudah berdamai, kemarin [Minggu] waktu menjenguk ke rumah sakit sudah berangkulan,” ujarnya.
