Soloraya
Minggu, 22 September 2013 - 22:04 WIB

PENGGABUNGAN SEKOLAH : Akhir 2013, 55 SD di Sukoharjo Digabung

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekitar 55 sekolah dasar (SD) minim siswa di Kota Makmur akan digabungkan (regrouping) pada akhir tahun 2013 ini. Penggabungan SD tersebut dilakukan dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi.

Kepala Bidang (Kabid) TK, DS dan SLB Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo, Mulyadi, mengatakan saat ini tim penilai sudah mulai bekerja di tingkat kecamatan. Mereka melihat kondisi sekolah yang memiliki jumlah siswa minim kurang dari 60 siswa. Tim penilai tersebut terdiri dari Disdik dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sukoharjo.

Advertisement

Pemilihan sekolah yang akan digabungkan berdasarkan pertimbangan letak geografis dan jam mengajar guru.

“Rencananya sekitar 55 SD akan digabungkan.
Pertimbangannya adalah jumlah siswa yang terbatas yakni kurang ari 60 orang. Selain itu, jumlah guru di SD itu juga banyak sehingga sebagian jam mengajarnya dirasa sangat kurang,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Sabtu (21/9/2013).

Mulyadi menyampaikan pihaknya tidak dapat langsung memutuskan regrouping atau tidak bagi puluhan SD yang kekurangan siswa. Ada beberapa variabel yang harus diperhatikan misalnya letak geografis sekolah. Jika letak sekolah yang akan digabungkan terlalu jauh, tentu saja hal itu tidak dapat dilakukan. Pemilihan penggabungan itu juga akan dipilih berdasarkan jumlah siswa terbanyak. Selain itu juga akan dipertimbangkan lokasi yang paling potensial.

Advertisement

“SD yang digabungkan akan dilihat berdasarkan jumlah siswa terbanyaknya. Sekarang ini masih kami analisis di tingkat kecamatan. Kalau lokasi geografisnya tidak memungkinkan ya regrouping tidak dapat dilaksanakan,” jelasnya.

Menurutnya, jarak yang terlalu jauh antara satu sekolah dengan sekolah lainnya juga akan menjadi pertimbangan. Kendati jumlah siswanya kurang dari 60, sekolah tidak akan digabungkan dengan pertimbangan terlalu jauh letak geografisnya. Ia khawatir kebijakan penggabungan di sekolah yang terlalu jauh itu justru akan membuat siswa enggan bersekolah.

“Kalau dipaksa digabung dengan SD lain apakah siswa mau dipindah ke SD yang jaraknya jauh? Nanti malah banyak yang tidak bersekolah,” tanya dia.

Advertisement

Selain mempertimbangkan letak geografis, Disdik dan tim penilai juga mempertimbangkan faktor pelaksanaan tugas guru. Pasalnya, jika digabung dengan sekolah lain guru juga harus dipindah. Melakukan mutasi guru, lanjutnya, juga bukan perkara mudah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif