SOLOPOS.COM - Warga memasang tenda di depan rumah Siyono warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Cawas, Sabtu (12/3/2016) siang. Siyono yang sebelumnya ditangkap Densus 88 Antiteror dikabarkan meninggal dunia. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Penggerebekan Densus 88 membuat keluarga Siyono merasa terusik dan meminta perlindungan pemerintah desa setempat.

Solopos.com, KLATEN–Keluarga Marso, warga Dukuh Brengkungan, RT 011/RW 005, Desa Pogung, Cawas meminta perlindungan ke pemerintah Desa Pogung. Keluarga merasa terusik kedatangan pihak-pihak yang meminta keterangan pasca kematian anggota keluarga mereka yakni Siyono, 35, yang ditangkap Densus 88 Antiteror. Marso bersama dua anggota keluarganya mendatangi kantor desa setempat Senin (14/3/2016) sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka ditemui kepala desa serta Kapolsek Cawas. Namun, Marso bersama anggota keluarganya enggan ditemui wartawan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pak Marso dan keluarga yang datang kesini [kantor desa] merasa terusik dengan kedatangan panjenengan, para rekan pers. Dia meminta perlindungan, minta ketenangan. Hanya itu. Karena dia merasa terusik, kan bar kelangan anak [setelah kehilangan putra],” jelas Kepala Desa Pogung, Joko Widoyo, saat ditemui wartawan di kantor desa setempat. Terkait permintaan Marso dan keluarganya, Joko menegaskan pemerintah desa setempat siap membantu.

“Kami sebagai pemerintah desa bertanggung jawab, berusaha memberi perlindungan. Dia orang kampung, tidak tahu urusan apa-apa, dia meminta agar tenang,” ungkapnya.

Sebelumnya, kakak Siyono, Wagiyono, menyatakan keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Siyono. “Dari keluarga sudah mengikhlaskan kepergian adik saya, keluarga sudah merelakan keadaan adik saya yang bagaimanapun itu sudah yang terbaik. Langkah-langkah berikutnya ingin kembali lagi bisa bermasyarakat seperti lainnya dan tidak tertekan dari manapun,” jelas dia saat dihubungi melalui ponsel, Senin.

Kapolres Klaten, AKBP Faizal, mengatakan jika keluarga membutuhkan perlindungan, kepolisian siap membantu. Hanya, perlindungan yang dilakukan melalui upaya pendekatan psikologis serta pengamanan tertutup bersama aparat desa dan kecamatan.

“Dari keluarga meminta bantuan, kami lakukan upaya sesuai tugas kami yaitu melakukan perlindungan dan tentunya juga ada upaya pendekatan secara psikologis. Prinsipnya juga dari keluarga meminta seperti ini karena sudah banyak yang datang. Saya tidak tahu yang datang mengatasnamakan siapa, keluarga yang jelas merasa tidak nyaman lagi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya