Soloraya
Senin, 10 Oktober 2011 - 11:29 WIB

Penggunaan kartu kendali elpiji 3 kg jauh dari maksimal

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KARTU KENDALI -- Joni, 39, pengusaha sub penyalur gas Elpiji 3 Kg di Kampung Bumi, Laweyan, Solo menunjukkan kartu kendali beserta peralatan card reader di kiosnya, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Solo (Solopos.com) – Penggunaan kartu kendali untuk pembelian elpiji ukuran 3 kg bersubsidi di Kota Solo masih jauh dari maksimal. Dari sekitar 130.000 kartu kendali yang telah dibagikan kepada warga kurang mampu pada awal 2011 lalu, hingga saat ini diperkirakan hanya 20% yang digunakan.

KARTU KENDALI -- Joni, 39, pengusaha sub penyalur gas Elpiji 3 Kg di Kampung Bumi, Laweyan, Solo menunjukkan kartu kendali beserta peralatan card reader di kiosnya, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Advertisement
Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Solo, Asih Widodo, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya akhir pekan lalu mengungkapkan hingga saat ini pihaknya memang belum mengumpulkan informasi lengkap dari pihak konsultan pengawas mengenai penggunaan kartu kendali tersebut. Namun berdasarkan pemantauan sementara di lapangan termasuk di agen-agen elpiji 3 kg, penggunaan kartu kendali elpiji paling banyak hanya 20%.

“Kami masih mengumpulkan data-datanya mengenai penggunaan kartu kendali itu. Tapi berdasarkan pengamatan kami, penggunaannya memang masih minim. Bahkan mungkin banyak warga yang belum tahu bagaimana menggunakan kartu kendali itu,” kata Asih.

Karena itulah, Asih mengatakan saat ini sedang diadakan pelatihan bagi calon pendamping program pendistribusian tertutup elpiji ukuran 3 kg dengan menggunakan kartu kendali di Tawangmangu, Karanganyar. Selain mendampingi masyarakat dalam penggunaan kartu kendali itu, mereka juga akan menyosialisasikan kepada masyarakat pemegang kartu kendali. Ada 60 orang yang mengikuti pelatihan itu.

Advertisement

Tak hanya itu, Asih melanjutkan ke depan sistem penyaluran elpiji ukuran 3 kg akan ditata ulang. Menurut Asih, penyaluran elpiji ukuran 3 kg di wilayah Solo akan dibuat seperti sistem rayonisasi, di mana 11 agen dan 610-an pangkalan yang ada akan diatur wilayah salurnya. Misalnya, agen wilayah Banjarsari hanya melayani pangkalan dan pemegang kartu kendali di wilayah Banjarsari dan seterusnya.

“Dengan sistem semacam itu, pemantauan dan pengawasan penggunaan kartu kendali akan lebih terkontrol. Selama ini pengaturan wilayah antaragen dan pangkalan tak begitu jelas. Misalnya, agen di Banjarsari masih melayani pangkalan di Jebres, dan seterusnya. Selain itu, harganya juga masih ada yang melebihi ketentuan Rp 12.750/tabung. Bahkan ada yang menjual sampai Rp 14.000/tabung,” ujar Asih.

Sebagaimana diiinformasikan, Solo menjadi salah satu kota/kabupaten yang dipilih Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM untuk melaksanakan uji coba distribusi tertutup elpiji ukuran 3 kg melalui kartu kendali. Kartu itu sudah dibagikan kepada 130.000-an warga kurang mampu awal 2011. Namun berbagai masalah muncul berkaitan dengan kesiapan agen dan pangkalan, di samping kurangnya sosialisasi yang membuat banyak warga belum mengetahui penggunaan kartu tersebut.

Advertisement

shs

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif