SOLOPOS.COM - Anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Nugroho, 35, menunjukkan bibit pohon mangga di bantaran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di RT 005/RW 023 Semanggi, yang mati, Selasa (2/6/2015). Sekitar 500 bibit pohon mangga yang sudah layu tersebut merupakan bantuan dari bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, Jatim. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Penghijauan Solo dilanda masalah karena ratusan bibit mangga yang ditanam di Semanggi mati.

Solopos.com, SOLO — Sekitar 500 bibit pohon mangga bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, Jatim, yang ditanam di bantaran Sungai Bengawan Solo, di RT 005/RW 023 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, mati.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua RW 023 Semanggi, Nur Rahmat, mengatakan ratusan bibit pohon mangga tersebut ditanam langsung oleh perwakilan pejabat Pemkot Probolinggo saat turut serta dalam acara mider praja bersama pejabat Pemkot Solo, Jumat (24/4/2015).

Menurut dia, seluruh bibit pohon tidak tumbuh karena kurang dirawat.

“Selain kurang dirawat, bibit pohon mangga yang diberikan [Pemkot Probolinggo] terlalu muda atau kecil. Hal itu mengkibatkan bibit pohon mudah terkena serangan hama atau penyakit. Tidak hanya di Semanggi, bantuan bibit pohon juga ditanam di Pucang Sawit. Sayang kalau mati,” ujar Nur Rahmat saat berbincang dengan solopos.com di Semanggi, Selasa (2/6/2015).

Nur Rahmat mengaku warga RW 023 Semanggi khususnya, sering kali melakukan perawatan pada bibit pohon mangga. Namun, dia mengakui, keterbatasan dana membuat perawatan tidak bisa dilakukan secara maksimal. 

Berdasarkan pantauan solopos.com di lokasi, hampir semua bibit pohon mangga yang mempunyai tinggi tidak lebih dari 1 meter (m) tersebut layu dengan tidak berdaun. Sebagian besar batang pohon bahkan sudah roboh.

Di sekitar bibit pohon, banyak ditumbuhi gulma berupa rumput dan tanaman liar lainnya.

Warga RW 023 Semangi, Nugroho, 35, menilai Pemkot Solo perlu turun tangan untuk kembali melaksanakan program penghijauan di bantaran Sungai Bengawan Solo.

“Warga sebenarnya antusias melakukan perawatan bibit pohon. Namun, dalam perawatan pohon tersebut tentunya membutuhkan berbagai keperluan, seperti penyediaan pupuk, pestisida, dan lain sebagainya. Kami cukup sulit jika harus menyediakan keperluan itu secara mandiri,” kata laki-laki yang juga berprofesi sebagai anggota Linmas Semanggi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya