SOLOPOS.COM - Sanimas yang menjadi salah satu fasilitas di Taman Anak Merdeka di bantaran Sungai Jenes, Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, tidak lagi dimanfaatkan banyak warga. Selain Sanimas, beberapa fasilitas di taman program unggulan yang dibuat sekitar enam tahun lalu tersebut dinilai warga tidak lagi terawat. Foto diambil Kamis (25/6/2015). (JIBI/Solopos/Irawan Sapto Adhi)

Ruang terbuka taman yang merupakan program unggulan justru tak terawat.

Solopos.com, SOLO-Taman program unggulan di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, yang akrab disebut Taman Anak Merdeka tidak lagi terawat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan di lokasi, Kamis (25/6/2015), Taman Anak Merdeka dalam kondisi kumuh. Cukup banyak sampah berupa plastik bekas maupun dadaunan kering menyelimputi kawasan taman yang berada di bantaran Sungai Jenes tersebut. Satu-satunya akses menuju taman, yakni jalan selebar 2 meter (m) juga ditumbuhi ilalang dan lumut.

Bendahara RW 015 Danukusuman, Marijo, 63, menjelaskan perawatan Taman Anak Merdeka hanya dilakukan warga sekitar taman, yakni warga RW 014 dan RW 015 Danukusuman. Menurut dia, warga mulai kewalahan merawat taman yang membentang di bantaran Sungai Jenes sepanjang 600 m itu. Perawatan taman, lanjut Marijo, membutuhkan biaya.

“Kami mendapat tujuh [mesin] pemotong rumput dari Pemkot Solo beberapa tahun silam. Selain sebagian rusak, warga tidak lagi menggunakan pemotong rumput karena terlalu merogoh kocek, yaitu untuk membeli BBM dan melakukan perawatan [mesin],” kata Marijo kepada Espos di Taman Anak Merdeka, Kamis.

Marijo menerangkan perawatan Taman Anak Merdeka dilakukan warga dengan seadanya. Dia menilai Pemkot Solo perlu turun tangan untuk merehabilitasi taman yang dilengkapi sarana bermain dan sanggar seni tersebut. Menurut Marjito, Taman Anak Merdeka dahulu sering digunakan anak-anak, bahkan dari luar Danukusuman.

“Enam tahun lalu taman ramai dikunjungi warga, khususnya anak-anak. Namun, tidak lagi terjadi saat ini karena tidak begitu banyak yang berkunjung. Sayang jika Taman Anak Merdeka tidak dirawat hingga tidak dimanfaatkan lagi. Sekarang sudah sulit mencari kawasan terbuka hijau di Solo,” ujar Marijo.

Tidak hanya sarana bermain dan sanggar seni, Taman Anak Merdeka dilengkapi dengan ruang terbuka lain, seperti trek sepeda gunung, lapangan sepak bola, sanimas, hingga arena panahan. Menurut Marijo, semua fasilitas ruang terbuka itu hampir tidak menarik masyarakat lagi karena kurang tertata. Dia menyampaikan sistem pengelolaan dan pengamanan taman juga tidak lagi berjalan optimal.

Senada dengan Marijo, warga RW 015 Danukusuman, Ny. Abdul, 58, menyebut tidak berjalananya sistem pengamanan membuat Taman Anak Merdeka digunakan sebagai lokasi pacaran. Tidak hanya itu, taman di sebelah timur jembatan Dawung tersebut juga kerap menjadi tempat tujuan siswa sekolah untuk membolos.

“Warga sepakat taman akhirnya ditutup. Akses masuk hanya lewat satu jalur. Tidak hanya keamanan, sistem pengelolaan, khususunya sanimas dan sanggar seni juga tidak jelas. Tidak terkelola dan lebih banyak sepinya tidak dimanfaatkan,” jelas Ny. Abdul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya