Soloraya
Sabtu, 8 Juni 2013 - 15:36 WIB

PENGUMUMAN UN SD : 100 Persen Peserta UN SD di Wonogiri Lulus

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi UN SD (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Ilustrasi UN SD (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

WONOGIRI — Sebanyak 14.919 siswa peserta ujian nasional (UN) SD/MI atau 100 persen di Kabupaten Wonogiri lulus.

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, mengatakan berdasarkan hasil UN yang diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan, Jumat (7/6/2013) malam, 100% peserta UN SD/MI dinyatakan lulus. Hasil UN diserahkan kepada sekolah yang kemudian dilanjutkan pada orangtua dan wali siswa pada Jumat malam atau Sabtu (8/6/2013) pagi.
“Sudah diterima Jumat malam oleh UPT. Ada sekolah yang sepakat dengan UPT diberikan malam itu juga. Tapi ada juga yang baru pagi ini [Sabtu pagi]. Yang pasti mereka gembira karena peserta UN SD/MI di Wonogiri lulus 100%. Tahun lalu juga 100% lulus,” ungkap Siswanto, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Sementara itu, selain berhasil lulus 100%, sejumlah siswa juga mencatatkan prestasi luar biasa yakni dengan capaian nilai 10. Siswanto menerangkan, dari jumlah peserta UN tersebut ada 77 anak yang berhasil mendapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk mata pelajaran Matematika, jumlah peserta yang meraih nilai 10 lebih mencengangkan lagi, yakni 285 anak.

“Yang Matematika luar biasa banyaknya yang dapat nilai 10. Sayangnya untuk mata pelajaran IPA tidak ada satupun,” imbuh dia.

Advertisement

Di sisi lain, Siswanto mengakui jumlah 14.910 siswa itu tidak berarti semua siswa SD kelas VI. Menurut dia, sebenarnya jumlah siswa yang terdaftar UN sebanyak 14.922 siswa. Namun, sebanyak 12 siswa tidak ikut ujian karena berbagai alasan sehingga praktis tidak lulus.

Kabid TK/SD, Mulyati, menerangkan beberapa kendala penghalangi belasan siswa kelas VI SD itu mengikuti UN. Kendala dimaksud di antaranya kondisi anak yang tidak bisa dikendalikan dan ada anak yang pindah diajak keluarganya pindah ke luar kota.

“Ada yang minta sepeda motor, minta bedil [senapan], karena tidak diberikan oleh orangtuanya kemudian tidak ikut ujian. Padahal sekolah sudah proaktif ke rumahnya, jemput si anak, beberapa kali. Tapi tetap saja tidak berhasil,” terang Mulyati.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif