Soloraya
Rabu, 11 November 2020 - 16:48 WIB

Pengungsi Merapi Jalani Pemeriksaan Kesehatan, Pegal-Pegal & Darah Tinggi Dominan

Ponco Suseno  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pengungsi memeriksakan kesehatannnya di kompleks Kantor Desa Balerante, Kemalang, Klaten, Jateng, Rabu (11/11/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah pengungsi terdampak aktivitas Gunung Merapi di barak pengungsian di kompleks kantor Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjalani pemeriksaan kesehatan di lokasi setempat, Rabu (11/11/2020).

Sebagian besar pengungsi yang memeriksakan kesehatan mengeluhkan jenis penyakit ringan, seperti pegal-pegal dan tekanan darah naik.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah pengungsi menyempatkan diri memeriksakan kesehatan mereka di barak polisi kompleks Kantor Desa Balerante. Di antara para pengungsi yang diperiksa tergolong sudah lanjut usia (lansia).

Saat menjalani pemeriksaan kesehatan, setiap pengungsi diukur suhu tubuhnya dan pengecekan fisik tubuh lainnya.

Advertisement

Saat menjalani pemeriksaan kesehatan, setiap pengungsi diukur suhu tubuhnya dan pengecekan fisik tubuh lainnya.

Genius! Siswa SMP SBBS Gemolong Sragen Sabet Perunggu di Kompetisi Sains Nasional 2020

"Sementara ini sudah ada tujuh orang [pengungsi] yang memeriksakan kesehatannya. Sebagian besar, para pengungsi ini mengeluhkan pegal-pegal. Ada juga yang tensinya naik dan sakit di lambung. Setelah kami cek, biasanya kami lakukan upaya penanganan darurat, yakni diberi obat," kata salah seorang petugas medis di barak pengungsian di kompleks Kantor Desa Balerante, Kristin, kepada Solopos.com, Rabu (11/11/2020).

Advertisement

"Iya, nanti saya minum obatnya [pagi dan sore]. Sebelum minum obat, makan dulu," katanya.

Meningkat

Koordinator Pengungsi Balerante, Jainu, mengatakan tren pengungsi di kompleks Kantor Desa Balerante terus mengalami peningkatan. Hingga hari kelima pengungsian, jumlah pengungsi mencapai 88 orang. Di awal pengungsian, jumlah pengungsi baru mencapai 70 orang.

"Para pengungsi berasal dari beberapa dukuh, seperti Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, dan Sukorejo. Kami mengarahkan ke warga agar mengungsi di satu lokasi. Meski seperti itu, ada juga warga yang memilih mengungsi di tempat saudaranya [sebanyak dua kepala keluarga]," kata Jainu.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) baru saja menyampaikan status Gunung Merapi menjadi siaga, Kamis (5/11/2020) lalu, dan memicu gelombang pengungsi.

Sekeluarga Meninggal Termasuk Pengantin Baru, DKK Sragen Belum Sebut Klaster Hajatan

Sebelumnya, Gunung Merapi masih berstatus waspada. Warga di KRB III sudah mulai menyiapkan diri menghadapi erupsi Gunung Merapi.

Advertisement

Hal itu, seperti menyiapkan tas siaga yang berisi barang berharga dan barang keperluan sehari-hari yang dibutuhkan saat mengungsi. Warga di KRB III pun sudah menyiapkan tempat evakuasi sementara (TES) dan siap mengungsi ke tempat evakuasi akhir (TEA) di desa paseduluran yang sudah ditunjuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif