SOLOPOS.COM - Kondisi eks Pasar Nglangon, Karangtengah, Sragen, yang akan jadi lokasi pembangunan Pusat Grosir Batik Sragen dengan alokasi anggaran dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp15 miliaran. Foto diambil Kamis (23/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen diminta meninjau ulang rencana pembangunan Pusat Grosir Batik Sragen di lahan eks Pasar Nglangon. Lokasi tersebut dinilai kurang prospektif untuk dijadikan sentra penjualan batik dan dikhawatirkan akan mangkrak.

Pemkab disarankan membangun Pusat Grosir Batik Sragen di kampung batik, seperti di Kliwonan dan Pilang, Kecamatan Masaran atau di Pungsari, Kecamatan Plupuh. Saran ini disampaikan pemilik usaha Batik Windasari Kliwonan, Masaran, Wiwin Muji Lestari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat dihubungi Solopos.com, Kamis (23/3/2023), ia menyampaikan prospek ekonomi di Nglangon itu berbeda. Dia punya pengalaman saat membuka kios batik di Waduk Melati, Jakarta, beberapa tahun lalu. Dia ingat saat itu buka kios batik di sana gratis dan difasilitasi Dinas Perdagangan setempat. Gedung dibuatkan dan pelaku usaha batik seluruh Indonesia diberi ruang di sana, tetapi akhirnya tidak berkembang.

“Sekarang gedung berlantai 10 itu tidak berfungsi. Jadi lokasi membangun Pusat Grosir Batik Sragen di eks Pasar Nglangon itu perlu dipertimbangkan. Kalau bisa diletakkan di Kampung Batik Kliwonan, Pilang, atau di Plupuh. Kalau di Nglangon,  prospeknya kurang dan dikhawatirkan mangkrak. Pasar kalau tidak ada pengunjungnya lama-lama pedagangnya ya mretheli,” jelasnya.

Wiwin memastikan ia menyarankan demikian bukan karena ada kepentingan pribadi. Tetapi supaya dalam penentuan lokasi  mempertimbangkan prospek ekonomi ke depan. Dia mengatakan kalau di desa wisata batik ada pusat grosir batik maka pengunjung tidak sekadar melihat pusat grosirnya tetapi juga bisa melihat proses produksinya.

“Daripada jauh ke Sragen mendingan ke tempat pengrajinnya langsung. Sekarang bisa dicek di Waduk Melati Jakarta, gedungnya bagus seperti mal tapi tidak berhasil. Jadi, daripada anggaran tersedot untuk yang tidak berpotensi, mending ditempatkan yang berpotensi,” katanya.

Wiwin mengungkapkan jika Pusa Grosir Batik Sragen dibangun di Kliwonan, sebenarnya ada tanah kas desa yang bisa dihibahkan ke Pemkab Sragen.

Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan pengrajin Batik Pilang, Masaran, Sugiyamto. Ia justru menyambut positif rencana pembangunan Pusat Grosir Batik Sragen di eks Pasar Nglangon. Yang terpenting menurutnya adalah bagaimana pelaku usaha dibantu pemasarannya.

Dia mengatakan segmen yang disasar pelaku usaha di Pusat Grosir Batik Sragen akan berbeda segmen pedagang pasar dan kampung batik.

“Mungkin ada dinas tertentu yang pesan seragam ke pengrajin di Kampung Batik atau di pusat grosir. Kerja sama itu penting untuk menghidupkan dan membantu ekonomi di Kabupaten Sragen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya