SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN-Pedagang kaki lima (PKL) tiba-tiba ‘menghilang’ dari sejumlah wilayah di Sragen. Kondisi ini terjadi sejak Senin (23/4), karena kepentingan penilaian lomba Adipura.

Salah satu lokasi yang mencolok adalah halaman depan Stadion Taruna Sragen. Pada hari biasa, halaman depan Stadion Taruna Sragen ramai PKL yang menjajakan makanan, minuman, mainan dan lain-lain.
Pemandangan berbeda terjadi saat solopos.com melintas di depan Stadion Taruna Sragen, Rabu (25/4/2012). Halaman depan stadion bersih dari PKL. Hanya ada beberapa orang memanfaatkan halaman yang dipenuhi pepohonan untuk istirahat atau bermain.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

PKL yang biasa berjualan di halaman depan Stadion Taruna Sragen diminta pindah sementara waktu ke lokasi lain. Seperti dialami salah satu PKL yang berjualan makanan dan minuman di halaman depan Stadion Taruna, Yahmin, 50.

Dia memindahkan lapak ke jalan kecil di samping Stadion Taruna. Saat ditanya alasan pindah tempat, Yahmin mengatakan pernah didatangi petugas dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) beberapa pekan lalu. Menurut Yahmin, petugas itu menjelaskan tentang penilaian lomba Adipura. Oleh karena itu, imbuh Yahmin, saya diminta pindah ke sini sementara waktu.

“Sementara waktu pindah ke sini selama satu pekan. Katanya ada penilaian lomba Adipura untuk lingkungan. Enggak apa-apa demi Sragen dan lingkungan. Kalau penghasilan bisa dicari. Saya juga diminta menjaga kebersihan di sini,” tuturnya saat ditemui solopos.com di sela-sela melayani pembeli, Rabu (25/4).

Kondisi itu senada dengan yang disampaikan Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen, Drs Purwosantoso, saat ditemui solopos.com, Senin (23/4). Dia memaparkan PKL diminta libur sementara waktu atau mereka tetap boleh berjualan asalkan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar tempat berjualan.

“Untuk sementara waktu, PKL diliburkan saat penilaian Adipura pada Senin (23/4) hingga satu pekan ke depan. PKL yang tetap ingin berjualan diperbolehkan asal mereka menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Sebetulnya, PKL dimana pun boleh asal mereka tertib kebersihan dan lalu lintas,” kata dia.

Hanya saja, saat ditanya soal lomba Adipura, Purwosantoso menguraikan Adipura bukan tujuan akhir pemerintah Kabupaten Sragen. “Kalau ditanya target, BLH memiliki target mempertahankan Adipura karena kami sudah memenangkan delapan kali Adipura. Hal lain yang lebih penting adalah kebersihan lingkungan ini harus terus dijaga karena ini warisan untuk anak cucu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya