Soloraya
Selasa, 26 Juli 2022 - 11:52 WIB

Penjahit Bendera di Boyolali Kebanjiran Order, Harga Naik

Nimatul Faizah  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu pegawai, Ahmad Muslih, 53, memotong kain untuk dijadikan hasduk Pramuka di rumah penjahit bendera, Dusun Jatiroto, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Selasa (26/7/2022). Pesanan bendera naik dua kali lipat dibanding semasa sebelum pandemi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Menjelang bulan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 2022 mendatang, penjahit bendera di Dusun Jatiroto, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali kebanjiran pesanan.

Salah satu pemilik rumah jahit, Kundori, 46, mengungkapkan pesanan bendera merah putih mulai ramai sejak pertengahan Juli 2022 hingga sepekan sebelum 17 Agustus.

Advertisement

“Menjelang Agustusan sebelum pandemi biasanya sehari 50 kodi, sekarang 100 kodi. Kalau pas pandemi jarang ada yang pesan, kami sempat off selama pandemi,” kata dia kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).

Dia mengungkapkan untuk harga bendera juga mengalami kenaikan sekitar 10% dibandingkan sebelum pandemi. Kundori membeberkan naiknya harga bendera karena harga kain juga naik.

Advertisement

Dia mengungkapkan untuk harga bendera juga mengalami kenaikan sekitar 10% dibandingkan sebelum pandemi. Kundori membeberkan naiknya harga bendera karena harga kain juga naik.

Ia mengungkapkan, untuk bendera ukuran 60 cm x 90 cm sebelumnya Rp100.000 per kodi, naik menjadi Rp110.000 per kodi atau isi 20 bendera.

Baca Juga: Belum Punya SMA, Murid SMP jadi Paskibra Upacara HUT RI di Tamansari

Advertisement

Kemudian, untuk bendera berukuran 120 cm x 180 cm, dulu berharga Rp600 per kodi, saat ini menjadi Rp700.000 per kodi.

“Selain bendera, kami juga menjahit hasduk pramuka. Ini pesanan baru mulai lagi setelah tahun ajaran baru. Naik juga, dulu biasanya per kodi Rp80.000, sekarang jadi Rp90.000,” kata dia.

Untuk mengatasi banyaknya pesanan bendera, ia mengungkapkan dibantu oleh penjahit-penjahit lain yang mengambil kain di rumahnya kemudian dijahit di rumah masing-masing. Kundori mengungkapkan total ada 15 penjahit yang membantunya.

Advertisement

“Untuk pemasaran ada di Boyolali, Klaten, Solo, Jakarta, dan Cirebon,” kata dia.

Sementara itu, salah satu penjahit Kundori sekaligus istrinya, Lestari, 43, mengungkapkan dalam sehari ia menjahit 20 kodi bendera setiap harinya.

“Kalau bendera saya menjahitnya 20 kodi sehari. Untuk hasduk, kemarin pandemi sempat jahit kalau ada pesanan, sekarang per hari bisa 10 kodi untuk hasduk,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif