Soloraya
Rabu, 5 September 2012 - 08:19 WIB

Penjualan Keramik di Bayat Lesu

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi tengah mengumpulkan barang bukti berupa selongsong peluru di tempat kejadian perkara penembakan di pos polisi Singosaren, Solo, Jumat (31/8/2012) dini hari.


Salah seorang pekerja sedang menyelesaikan pembuatan kerajinan keramik di Sentra Kerajinan Keramik Pandanaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten. (Arief Setiadi/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Penjualan kerajinan keramik dari wilayah Kecamatan Bayat, Klaten mengalami penurunan.

Advertisement

Salah satu pemilik industri keramik, Antonius Triyanto, mengatakan pada dua tahun terakhir ini penjualan keramik miliknya terus mengalami penyusutan. Menurutnya besarnya penyusutan itu hampir setengahnya dari tahun-tahun sebelumnya.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya Triyanto mampu mengekspor sekitar 4.000 jenis kerajinan setiap bulan, pada tahun ini dirinya hanya mampu mengekspor 1.600 jenis kerajinan setiap bulannya.

“Penurunan sangat signifikan,” kata Triyanto ketika ditemui Solopos.com di sentra kerajinan keramik miliknya, Selasa (4/9/2012).

Advertisement

Menurutnya, menurunnya penjualan itu dikarenakan krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika pada dua tahun terakhir. Padahal tujuan dari penjualan kerajinannya tersebut adalah Belanda dan Amerika Serikat.  Untuk mengatasi hal itu, para pengusaha telah merubah tujuan penjualan ke negara-negara kawasan Timur Tengah, namun usaha itu sia-sia karena di negara-negara itu, keramik yang dikirimkan tidak laku dijual.

“Saya hanya berharap krisis global segera berakhir, kasihan para pekerja, kalau barang yang mereka hasilkan tidak laku dijual,” ujar Triyanto.

Sementara itu, lesunya penjualan tidak hanya terjadi di pasar luar negeri melainkan juga di pangsa pasar dalam negeri.  Seperti diungkapkan Warsini,  di toko keramik miliknya di Paseban, Cawas.  Ia mengaku saat ini hanya mampu mendapatkan omset penjualan Rp500.000 setiap harinya. Padahal tahun-tahun sebelumnya rata-rata hasil penjualan keramik setiap harinya senilai Rp3.000.0000.

Advertisement

Warsini mengatakan, faktor utama yang mempengaruhi lesunya pasar keramik dalam negeri adalah mahalnya harga kebutuhan pokok yang terjadi pada saat ini.Ia mengatakan, orang pasti akan lebih mementingkan kebutuhan pokok jika dibandingkan kebutuhan sekunder seperti keramik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif