SOLOPOS.COM - Laki-Laki Penggunting Garis Kertas (Facebook)

Penulis cerpen muda asal Sukoharjo bagi-bagi buku gratis. Buku tersebut merupakan kumpulan puisi.

Solopos.com, SOLO — Penulis cerpen muda asal Sukoharjo, Budiawan Dwi Santoso, akan meluncurkan buku mini kumpulan puisinya. Buku mini berjudul Laki-laki Penggunting Garis Bahasa, itu akan dibagikan secara gratis dalam acara Malam Dumduman Puisi di Bilik Literasi, Tanon Lor RT 003/RW 001, Gedongan, Colomadu, Karanganyar, Jumat (16/1/2015).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Budiawan mengaku 22 puisi yang termuat dalam buku tersebut terinspirasi dari aktivitasnya sehari-hari.

“Inspirasi itu saya dapat ketika membaca, berhadapan dengan layar komputer, maupun peristiwa lain, seperti mendapati sesuatu yang unik saat berkeliling di beberapa tempat di Solo serta hasil perenungan saya,” ujar Budiawan, Sabtu (10/1/2015).

Selain itu, kata Budiawan, beberapa puisi dalam buku tersebut juga terinspirasi dari buku kumpulan puisi karya Joko Pinurbo, Afrizal Malna serta beberapa puisi yang dimuat di sejumlah koran setiap Minggu.

“Tapi yang paling berpengaruh dalam puisi-puisi saya ini adalah karya Afrizal Malna yang sudah pernah dimuat di koran maupun buku kompilasi dan kumpulan puisinya,” terang penyair yang karya puisi, esai, resensi dan cerpennya sering dimuat di beberapa koran dan majalah sastra di Indonesia ini.

Dia menerangkan, 22 puisi tersebut dia buat dalam kurun waktu dua bulan sejak Oktober-November 2014 lalu. Pada bulan itu, Budiawan mengaku sangat produktif menulis puisi.

Laki-laki Penggunting Garis Bahasa ia jadikan judul karena judul itu mewakili salah satu aktivitasnya, yakni setiap kali membaca kolom puisi di koran, Budiawan lalu menggunting kolom-kolom itu untuk dikliping.

Pengklipingan itu dia lakukan agar memudahkannya mengulangi bacaan puisi sewaktu-waktu. “Kolom puisi itu kan kolom sastra, dan sastra adalah bagian dari bahasa. Kolom bahasa itu juga dibatasi garis. Maka saya pilih judul itu,” terang Budiawan.

Pria yang pernah menelurkan buku puisi berjudul Sekejap terbitan Jagad Abjad tahun 2013 ini membagikan kumpulan puisinya dalam bentuk buku saku sederhana secara cuma-cuma agar mudah dibaca orang di mana saja dan kpan saja.

Dia berharap buku tersebut bisa menjadi bahan obrolan dan diskusi bagi masyarakat dan dapat merangsang orang lain untuk lebih bergairah menulis, menerbitkan dan membagikan puisi kepada orang lain.

Ketua Malam Dumduman Puisi, Ngadiyo, mengatakan kegiatan ini adalah kali kedua penyelenggaraan malam peluncuran buku puisi. Desember 2014 lalu pihaknya telah menggelar acara serupa dengan membagikan kumpulan puisi berjudul Pemahat karya Agus Budi Wahyudi.

“Bulan lalu kami sudah membagikan 200 puisi. Untuk Malam Dumduman Puisi kedua ini kami bagikan 100 eksemplar puisi secara gratis. Intinya kami ingin karya sastrawan muda ini juga perlu diapresiasi,” ujar Ngadiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya