SOLOPOS.COM - Salah satu saksi penumpang bus Wahyono menceritakan kronologi sebelum bus terguling di jalan Imogiri-Dlingo, Bantul pada Kamis (8/2/2024). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO– Warga Sukoharjo yang turut terlibat dalam insiden kecelakaan bus pariwisata di Jalan Imogiri-Dlingo, tepatnya di sekitar kawasan Bukit Bego, Padukuhan Kedungbuweng, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta pada Kamis (8/2/2024) lalu mengungkapkan kronologi kejadian.

Ayah korban meninggal dunia, Wahyono, menyebut bus yang ditumpangi 53 orang lengkap dengan sopir dan kernet itu sempat terjun bebas sejauh 100 meter sebelum terguling.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu diungkapkannya seusai melakukan pemakaman anaknya Aissyah Kusumawati, 28 asal Dukuh Kesongo RT 002/RW 002, Tegalmade, Mojolaban, Sukoharjo pada Jumat (9/2/2024).

Pria yang juga Ketua RT itu mengungkapkan awalnya rombongan tersebut tengah berlibur di Puncak Becici kemudian hendak berpindah tujuan ke Pantai Parangtritis.

Dalam perjalanan tersebut berjarak sekitar 5 kilometer bus pariwisata tersebut kemudian berhenti. Wahyono mengatakan sopir dan kernet sempat turun dari bus.

Ia menduga keduanya tengah membenahi bus. Pemberhentian tersebut terjadi sekitar 7 menit. Wahyono yang duduk di kursi belakang dekat pintu itu kemudian melihat keduanya naik dan bus berangkat.

“Sempat nanjak sedikit kemudian malah bus turun [merosot] sempat oleng, kemudian menabrak badan jalan. Katanya remnya tidak fungsi tetapi pas dicek polisi bisa. Pas turun posisi bus kencang merosot sekitar 100 meter. Busnya awalnya yang dipesan bukan itu tetapi dikasih itu. Kondisi ketika bus oleng semua panik ada yang terjepit sampai sekitar 45 menit,” cerita Wahyono saat ditemui wartawan.

Ketika bus oleng tersebut Wahyono menceritakan sempat berpikir ingin membuka pintu belakang yang dekat dengan dirinya untuk melompat. Namun, tak jadi ia lakukan lantaran laju bus cukup kencang sekitar 100 km/jam. Ia kemudian mengaku pasrah dan sempat membantu beberapa rekannya yang terjepit.

Ia menceritakan beberapa penumpang yang terjepit kursi sempat tak terlihat. Wahyono sendiri mengetahui keadaan rekannya yang terjepit lantaran korban sempat berteriak akibat terinjak. Akibat kejadian itu ia kehilangan putrinya yang mengalami luka dalam di kepala. Bahkan cucunya kini masih harus dirawat intensif di RSUP Dr Sardjito untuk pemulihan.

“Cucu saya masih di RSUP Dr Sardjito rawat inap. Kalau saya luka agak dalam terkena kaca,” beber Wahyono sembari menunjukkan perban luka di siku kirinya.

Dalam kejadian tersebut ia mengatakan pertolongan medis tiba sekitar 30 menit setelah kejadian nahas itu terjadi. Wahyono menyebut tak sedikit yang mengalami luka-luka baik di tangan, kaki maupun kepala. Ia sendiri mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kejadian tersebut menimpanya.

Selain putri Wahyono, Aissyah Kusumawati, 28. Kejadian tersebut juga merenggut nyawa Sri Wanti, 57 yang juga tetangganya. Tak hanya itu Heru Sujarwo, 41 asal Pasar Kliwon, Solo juga menjadi korban atas kejadian tersebut. Ketiganya dimakamkan pada Jumat dengan waktu berbeda. Aisyah dan Sri Wanti dimakamkan di Astonoloyo Sendang Songo Dukuh Kesongo, Tegalmade, Mojolaban, Sukoharjo. Sementara Heru dimakamkan di Makam Koripan, Matesih, Karanganyar.

Sementara itu, Wakapolres Sukoharjo Kompol Pariastutik mengatakan korban meninggal dunia tak hanya dialami oleh warga Sukoharjo. Namun juga berasal dari Solo, Wonogiri, Klaten, Temanggung dan Banyuwangi. Seluruhnya merupakan karyawan dari percetakan yang ada di Sukoharjo.

Wakapolres menyebut selain tiga orang yang meninggal dunia tersebut sejumlah 29 korban luka masih dirawat di Rumah Sakit Penembahan Senopati, Bantul. Ia merinci dari 29 korban yang menjalani perawatan itu di antaranya 7 orang menjalani rawat inap, 15 orang korban menjalani rawat jalan, dan 1 orang korban dirujuk ke Rumah Sakit Sardjito.

Dalam kesempatan itu ia mengimbau kepada seluruh masyarakat dalam momentum libur panjang Isra Mikraj dan Imlek untuk lebih memperhatikan kondisi kendaraan yang akan digunakan.

Ia juga meminta perusahaan jasa penyewaan bus untuk selalu memperhatikan kondisi armada mereka dalam keadaan laik jalan. “Kami masih melakukan penyidikan penyebab sebenarnya kami tunggu informasi hasil penyidikan nanti kami sampaikan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya