SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di Jembatan Mojo dari arah Mojolaban, Sukoharjo menuju Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (24/6/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SOLO — Penutupan total Jembatan Mojo yang menghubungkan Pasar Kliwon, Solo, dengan Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, selama dua bulan memberikan pilihan sulit bagi warga dari kedua wilayah itu. Mereka harus menempuh jarak 20 km melewati jalur alternatif dengan waktu tempuh 40 menit.

Selisih jarak maupun waktu tempuh itu terhitung jauh jika dibandingkan melewati Jembatan Mojo. Jarak kedua daerah itu hanya sekitar lima kilometer dengan waktu tempuh lima menit-tujuh menit.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penutupan total membuat warga kebingungan mencari jalur alternatif dengan jarak dan waktu tempuh yang paling pendek dan singkat. Mereka harus mengubah kebiasaan, berangkat lebih awal agar bisa sampai tepat waktu di lokasi tujuan.

Seorang pengendara sepeda motor asal Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Andi, mengatakan sudah mendengar kabar ihwal perbaikan jembatan dan penutupan total selama dua bulan hingga akhir November. Menurut Andi, warga harus lewat Jembatan Bacem dan Jl Ciu untuk sampai di Bekonang di seberang Bengawan Solo.

“Sudah tahu [penutupan total Jembatan Mojo]. Informasinya berseliweran di media sosial. Secara pribadi, saya justru mendukung penutupan total jembatan ketimbang menerapkan sistem buka tutup atau separuh jalur. Saya khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan karena berdesak-desakan di jembatan yang tengah diperbaiki,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Jembatan Jurug dan Mojo Ditutup Bareng, DPRD Solo Minta Pengertian Warga

Kendati begitu, Andi mengatakan kebijakan penutupan total jembatan memberi pilihan sulit bagi warga. Mereka harus mencari jalur alternatif untuk menyeberangi sungai. Satu-satunya akses yang memadai yakni melewati Jembatan Bacem dan Jl Ciu dengan jarak perjalanan lebih jauh.

Ongkos BBM Membengkak

Warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli bahan bakar minyak (BBM). Jarak perjalanan melewati jalur alternatif lebih jauh karena harus memutar melewati wilayah Sukoharjo. “Sekarang harga BBM jenis pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter. Biaya operasional untuk membeli BBM otomatis membengkak,” katanya.

Dampak penutupan Jembatan Mojo tak hanya dirasakan warga Kota Solo tapi Kabupaten Sukoharjo. Mereka meminta agar kontraktor pelaksana proyek mengebut pengerjaan perbaikan jembatan sehingga proyek bisa rampung sebelum masa kontrak habis.

Baca Juga: Jalur Alternatif Hindari Jembatan Mojo, Solo-Bekonang via Jl Ciu Butuh 40 Menit

Apabila perbaikan jembatan rampung lebih cepat, otomatis warga bisa kembali melewati Jembatan Mojo untuk menjalankan aktivitas sehari-hari di Solo.

“Adik saya bekerja di Solo. Saban hari melewati jembatan saat berangkat dan pulang kerja. Saya berharap agar perbaikan jembatan bisa rampung pertengahan November. Tak perlu menunggu sampai dua bulan. Kalau bisa hanya satu bulan,” timpal warga Desa Gadingan, Mojolaban, Watik.

Sebelumnya, Solopos.com melakukan simulasi menyusuri jalur alternatif penutupan Jembatan Mojo dari Solo melalui Jembatan Bacem, Jl Ciu, hingga Bekonang. Total Solopos.com menempuh 20 km dengan waktu tempuh 40 menit. Jarak dan waktu tempuh itu jauh lebih panjang dan lama jika dibandingkan lewat Jembatan Mojo yang hanya 5 km dengan waktu tempuh 5-7 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya