Soloraya
Rabu, 12 Juli 2023 - 16:11 WIB

Penutupan Total Simpang Joglo, Ini 3 Dampak bagi Warga Sekitar

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembangunan rel layang Joglo di Kota Solo memasuki tahap pemasangan erection jembatan rangka baja, Solo, Selasa (6/6/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Simpang tujuh Joglo di wilayah Banjarsari bakal ditutup total pada Sabtu (15/7/2023) malam. Penutupan total ruas jalan itu berpotensi menimbulkan dampak pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Penutupan jalan dilakukan guna merampungkan pengerjaan proyek rel layang. Sesuai lini masa, penutupan akan dilakukan selama empat bulan hingga akhir November mendatang.

Advertisement

Pengamat transportasi asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bambang S. Pujantiyo, mengatakan pemerintah harus membuat jalan baru sebelum menutup total ruas jalan.

“Itu sudah Standard Operational Procedure [SOP] penutupan jalan. Harus dibuat dulu jalan baru untuk pengguna jalan. Pertanyaannya, anggaran membuat jalan baru cukup besar. Itu sudah tanggung jawab pemerintah. Jadi bukan menyiapkan jalan alternatif melainkan membuat jalan baru,” kata dia, Rabu (12/7/2023).

Advertisement

“Itu sudah Standard Operational Procedure [SOP] penutupan jalan. Harus dibuat dulu jalan baru untuk pengguna jalan. Pertanyaannya, anggaran membuat jalan baru cukup besar. Itu sudah tanggung jawab pemerintah. Jadi bukan menyiapkan jalan alternatif melainkan membuat jalan baru,” kata dia, Rabu (12/7/2023).

Menurut Bambang, anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur cukup besar. Semestinya, pemerintah membuat akses jalan baru sebelum menutup total Simpang Joglo.

Banyak dampak yang ditimbulkan akibat penutupan simpang tujuh Joglo selama berbulan-bulan. Kemacetan lalu lintas bakal terjadi di wilayah Banjarsari dan Jebres.

Advertisement

Selain itu, penutupan jalan bakal menimbulkan dampak pada tiga aspek utama dalam kehidupan sehari-hari, yakni aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Pemasukan para pelaku usaha di sekitar simpang tujuh Joglo bakal merosot tajam akibat penutupan jalan secara total. Para pelanggan usaha bakal kebingungan mencari jalur alternatif menuju lokasi usaha tersebut.

Kemudian, aspek sosial yang berdampak langsung terhadap para warga yang berdomisili di sekitar simpang tujuh Joglo.

“Masyarakat yang tinggal di wilayah Banjarsari juga dirugikan. Meski tidak bisa diukur dengan rupiah. Tapi tetap dirugikan, jadi sama saja,” papar dia.

Advertisement

Terakhir, penutupan jalan selama berbulan-bulan juga berpotensi menimbulkan dampak lingkungan hidup. Seperti debu dan kotoran yang muncul selama pengerjaan proyek fisik di simpang tujuh Joglo.

Dosen Fakultas Teknik UNS itu menambahkan pemerintah harus mengoptimalkan moda transportasi umum untuk mengurai kemacetan lalu lintas.

Selama ini, layanan transportasi publik di Solo mengandalkan armada Batik Solo Trans (BST) yang melayani enam koridor ditambah enam koridor lain khusus angkutan pengumpan atau feeder.

Advertisement

“Pertumbuhan kendaraan bermotor tidak bisa dibendung. Setiap tahun, jumlah kendaraan bermotor selalu bertambah. Nah, solusinya membenahi sistem moda transportasi publik. Sehingga, masyarakat memilih menggunakan transportasi publik dibanding kendaraan pribadi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif