SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi mati mendadak. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Munculnya penyakit parasit darah atau babesia yang menyerang ternak sapi di Kecamatan Mondokan, Sragen, membuat Pemkab waspada. Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, langsung mengeluarkan surat edaran kepada 20 camat agar melakukan upaya pencegahan penyakit tersebut.

Camat diminta melakukan sosialisasi bahaya penyakit parasit darah kepada para peternak. Dengan begitu, diharapkan penyakit babesia tidak menyebar dan tak memengaruhi stabilitas ketahanan pangan, terutama ketersediaan daging.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen mencatat populasi sapi di Kabupaten Sragen mencapai 89.000 ekor untuk semua umur. Mulai pedet sampai dewasa, baik jantan maupun betina.

Baca Juga: Parasit Darah Jangkiti Ternak Sragen, 3,5 Bulan Terakhir 18 Sapi Mati

Kepala Disnakan Sragen, Rina Wijaya, menjelaskan isi SE tersebut memuat informasi tentang penyakit babesia. Penyakit yang juga disebut babesosis atau parasit darah itu merupakan penyakit menular pada sapi yang disebabkan protozoa parasitik perusak sel darah merah yang termasuk dalam genus babesia.

Serangan parasit babesia menyebabkan kerusakan eritrosit yang hebat sehingga hewan akan menderita anemia yang bisa menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan perawatan/pengobatan. Penularan babesia ini, jelas dia, melalui gigitan serangga seperti nyamuk, caplak, maupun lalat.

“Penyakit ini tidak bersifat zoonosis (tidak menular ke manusia) Faktor pendukung penyebaran penyakit ternak sapi parasit darah (babesia) ini antara lain, kebersihan kandang ternak yang kurang terjaga, sirkulasi udara kandang yang kurang baik, dan saluran pembuangan kotoran yang kurang lancar,” jelasnya.

Baca Juga: Penyebab Sapi Mati Misterius Belum Ketemu, BBV Wates Turun Investigasi

Untuk pencegahan penyebaran penyakit ini, Camat diminta mengkoordinasikan dengan pengurus kelompok peternak, petugas penyuluh pertanian, dan para kepala desa atau kepala kelurahan di masing-masing wilayah. Dia menyarankan mereka dapat melakukan penyemprotan kandang dengan insektisida secara rutin pagi dan sore dengan prosedur tertentu.

Prosedurnya dimulai dari mengeluarkan ternak dari kandang. Kemudian mengeluarkan persediaan pakan dan minum ternak dari kandang. Lalu membersihkan dan menata kandang, melaksanakan penyemprotan kandang dengan insektisida secara merata dengan pemakaian dosis sesuai aturan.

“Penyemprotan dilanjutkan di lingkungan sekitar kandang yang diduga sebagai sarang serangga. Dalam mengantisipasi penularan penyakit parasit darah ini, kami meminta supaya melaporkan ke Disnakan secara dini bila ada kematian ternak secara mendadak. Memisahkan ternak lama dengan ternak yang baru dibeli,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya