SOLOPOS.COM - Ufairah Mumtazah, bayi berusia empat bulan, dalam dekapan ibundanya, Dyah Fajar Indriyani, 27, di rumah mereka di Dusun Dugan, RT 011/RW 002, Desa Trobayan, Kalijambe, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penyakit langka atresia bilier yang diderita Ufairah Mumtazah mendapat perhatian dari Bupati Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Simpati terus berdatangan untuk Ufairah Mumtazah, bayi asal Kalijambe, Sragen, yang divonis menderita atresia bilier atau kegagalan fungsi empedu. Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag Prabawanto untuk membuat gerakan peduli Ufairah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Agus mengaku sudah menerima laporan tertulis terkait kondisi bayi Ufairah yang lahir pada 3 September 2015 lalu. Laporan itu dikirimkan langsung oleh ayah Ufairah, Ihsan Arifuddin, pada Kamis (7/1/2016) pagi.

“Laporan itu sudah saya baca. Selanjutnya, saya sudah membuat diposisi kepada Sekda Sragen untuk membuat gerakan peduli Ufairah,” kata Agus saat ditemui wartawan di kompleks Setda Sragen, Jumat (8/1/2016).

Agus menilai gerakan peduli Ufairah perlu melibatkan banyak lembaga pemerintah maupun swasta. Dia berharap masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa memberikan contoh baik untuk membangun kepedulian terhadap sesama.

“Tidak hanya SKPD, tiap sekolah, lembaga sosial kemasyarakatan juga bisa membuat gerakan peduli Ufairah,” terang Agus.

Agus menilai bukan perkara mudah bagi kedua orang tua Ufairah untuk menanggung biaya operasi cangkok hati yang ditaksir mencapai lebih dari Rp1 miliar.

“Sebenarnya Pemda Sragen masih bisa memberi bantuan. Tapi, bantuan itu diberikan melalui mekanisme pencairan APBD [anggaran pendapatan dan belanja daerah]. Ora isoh sak karepe dewe. Insa Allah bisa, meskipun sedikit. Kalau harus menanggung Rp1 miliar, [APBD] jelas tidak mampu,” papar Agus.

Sementara itu, Tatag Prabawanto membenarkan adanya disposisi dari Bupati Sragen yang memerintahkan terbentuknya gerakan peduli Ufairah. ”Rencana Senin [11/1/2016] baru akan kami rapatkan,” jelas Tatag dalam pesan singkat yang diterima .

Terpisah, ayah Ufairah, Ihsan Arifuddin, berharap Pemkab Sragen bisa memfasilitasi kegiatan untuk mengedukasi kalangan bidan supaya bisa memahami lebih jauh tentang atresia bilier.

”Sangat disesalkan jika bidan desa tidak memahami ciri-ciri bayi yang mengidap atresia bilier. Mereka hanya memerintahkan bayi itu sering-sering dijemur. Padahal, bayi pengidap atresia bilier harus segera ditangani oleh dokter ahli mengingat penyakit ini sangat mematikan,” terang Ihsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya