SOLOPOS.COM - Siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen menggalang koin cinta untuk Ufairah Mumtazah, penderita atresia bilier, di halaman sekolah setempat, Kamis (7/1/2016). Dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp7.692.000. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penyakit langka atresia bilier yang diderita Ufairah menjadi perhatian warga Sragen. 

Solopos.com, SRAGEN – Murid SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Kamis (7/1/2016), menggalang dana untuk membantu pengobatan Ufairah Mumtazah, bayi berusia empat bulan warga Kalijambe Sragen yang mengidap penyakit atresia bilier atau kegagalan fungsi saluran empedu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selesai berdoa, satu per satu siswa berjalan mendekati kotak kardus bertuliskan Koin Cinta Ufairah. Mereka memasukkan sejumlah uang berupa koin maupun kertas pada kardus itu.

Mereka berharap uang yang terkumpul nantinya bisa meringankan biaya operasi transplantasi hati  untuk mengobati penyakit langka yang diderita Ufairah. Operasi itu diperkirakan menelan dana lebih dari Rp1 miliar.

”Kami ingin adik Ufairah bisa tumbuh sehat dan kuat. Kami ingin dia bisa bermain menikmati indahnya dunia. Kami ingin dia bisa manikmati masa kecilnya seperti anak-anak pada umumnya,” kata Reizky Agung, 15, siswa Kelas IX SMP Birrul Walidain saat ditemui  di lokasi.

Reizky sengaja menyisihkan sebagian uang jajannya untuk meringankan beban kedua orangtua Ufairah yakni Ihsan Arifudin, 30, dan Dyah Fajar Indriyani, 27, warga Dusun Drugan, RT 011/RW 002, Desa Trobayan, Kalijambe, Sragen.

Dewi Apriliana, 23, salah seorang guru membawa serta sebuah celengan berisi koin yang disimpannya dalam setahun terakhir. Begitu dibuka, seluruh isi celengkan langsung dimasukkan dalam kardus bertuliskan Koin Cinta Ufairah.

Ayahanda Ufairah, Ihsan Arifudin, ikut serta dalam kegiatan itu. Di hadapan para siswa, Arif mengatakan penyakit atresia bilier sebetulnya banyak diidap oleh bayi yang baru lahir.

“Istilah atresia bilier itu masih asing di telinga. Kebanyakan bidan desa kurang memahami gejala penyakit ini. Bidan hanya memberi saran supaya bayi sering diajak berjemur. Setidaknya pengalaman itu yang pernah kami alami,” kata Ihsan.

Kepala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah, Amir S.Ag. mengatakan total dana yang berhasil dihimpun dari para siswa dan guru mencapai Rp7.692.000. Amir menilai dana yang terkumpul memang tidak seberapa mengingat biaya operasi transplantasi hati mencapai lebih dari Rp1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya