SOLOPOS.COM - Seekor sapi mengalami bentol-bentol yang diduga karena penyakit LSD di wilayah Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Ngadiman)

Solopos.com, SRAGEN — Di tengah kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) yang belum tuntas, para peternak sapi di Kabupaten Sragen masih dihadapkan pada penyakit lumpy skin disease (LSD), yakni penyakit kulit infeksius yang disebabkan virus.

Penyakit tersebut menyerang ternak sapi di Sragen, khususnya di wilayah Sumberlawang. Pemkab Sragen diminta turun tangan karena penyakit itu sudah meresahkan masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Desa (Kades) Cepoko, Sumberlawang, Sragen, Ngadiman, kepada Espos, Selasa (17/1/2023), mengungkapkan penyakit LSD ini ciri-cirinya badan sapi bentol-bentol. Dia mengatakan penyakit ini disebabkan virus yang ditularkan ke sesama sapi melalui gigitan vektor, seperi lalat, pethak, caplak, dan sejenisnya.

“Kasus LSD itu terjadi di wilayah Sumberlawang. Saya dapat informasi yang sudah terdeteksi ada di Desa Cepoko, Ngandul, Ngargotirto, Ngargosari, Hadiluwih, Pagak, Jati, Pendem, Tlogotirto, dan Kacangan,” jelasnya.

Ngadiman menilai sebaran penyakit LSD lebih banyak dari PMK. Dia menyampaikan banyak ternak sapi yang sakit, bahkan ada yang mati.

Ngadiman tidak mengetahui persis penyebab kematian sapi itu. Dia meminta ada penanganan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen supaya penyakit itu tidak meresahkan warga.

“Di Cepoko ada lebih dari satu ekor yang mati,” katanya.

Dia berharap ada tindakan pengobatan gratis dari Pemkab Sragen. Dia mengatakan para peternak itu kalau mengundang mantri hewan itu bayar.

“Kalau bayar terus ya pusing warganya. Pemerintah bisa menganggarkan bagaimana caranya agar tidak menyusahkan peternak,” harapnya.

Camat Sumberlawang, Sragen, Indarto, mengungkapkan penyakit LSD di Sumberlawang memang ada tetapi kasus sapi yang mati itu kemungkinan karena PMK bukan LSD.

“Informasi PMK muncul lagi dan berakibat kematian yang kami terima baru di Desa Jati. Kami masih melakukan pengumpulan bahan keterangan untuk menindaklanjuti informasi yang ada,” ujarnya.

Indarto mengungkapkan asumsi vaksin PMK yang dilakukan Pemkab Sragen belum menyasar ke semua dukuh, khususnya di Dukuh Tanjungsari, Desa Jati, Sumberlawang, karena keterbatasan vaksin dan masih ada beberapa warga yang menolak vaksin.

“Untuk kasus Cepoko, belum ada informasi sapi mati, baik dari perangkat maupun teman-teman penyuluh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya