Soloraya
Rabu, 16 Mei 2012 - 08:02 WIB

PENYAKIT MEMATIKAN: Posbindu Untuk Turunkan Kasus PTM

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Posbindu (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

Ilustrasi Posbindu (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

SOLO-– Lima Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di seluruh kecamatan di Kota Solo telah diresmikan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo. Posbindu ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit tidak menular yang tiap tahun angkanya semakin meninggi.

Advertisement

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK Solo, Titiek Kadarsih, menjelaskan penyebab kematian nomor satu di Indonesia adalah penyakit jantung dan stroke yang merupakan termasuk dalam golongan penyakit tidak menular (PTM). “Masyarakat semakin rentan menderita penyakit tidak menular,” jelasnya ketika ditemui wartawan saat peresmian Posbindu PTM Sangkrah, Selasa (15/5/2012).

PTM tersebut dipicu oleh beberapa faktor antara lain masalah fisik, pola makan, penggunaan narkotika, alkohol dan rokok, serta tingkat stress masyarakat. “Masyarakat di perkotaan bermasalah dengan gaya hidupnya, jarang berolahraga juga banyak mengkonsumsi fast food,” jelasnya.

Oleh karena itu, DKK berharap dengan diresmikannya Posbindu ini bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan. “Pembentukan Posbindu ini merupakan peran aktif dari masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka,” jelasnya.

Advertisement

Posbindu PTM Sangkrah yang merupakan Posbindu kelima yang diresmikan itu, akan beroperasi tiap bulan sekali dengan melayani warga yang dalam usia produktif atau berumur sekitar 30-50 tahun. Pelayanan yang disediakan berupa tes kolesterol, gula darah, asam urat dan pemeriksaan lainnya. “Ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sangkrah untuk menuju perilaku hidup sehat dan mencegah faktor risiko PTM,” paparnya.

Lurah Sangkrah, Mahendra Nugrahadi, dalam sambutannya ketika peresmian Posbindu yang diberi nama MARS itu mengungkapkan bahwa penyakit tidak menular itu malah lebih berbahaya karena seringkali disepelekan. “Padahal jika tidak dicek secara rutin malah bisa lebih parah,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif