SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sukoharjo (Solopos.com) – Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Timur menilai Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo tidak konsisten mengatur pola tanam. Hal itu menyusul rencana penyaluran benih jagung selama Agustus dan September yang berisiko mengacaukan jadwal tanam.

Ketua P3A Colo Timur, Sarjanto, menyebutkan Dispertan seharusnya memiliki perhitungan matang dalam pengajuan dan pendistribusian bantuan benih jagung kepada petani. Hal itu karena penyaluran yang tidak tepat waktu justru akan mengacaukan pola tanam yang diupayakan terlaksana serentak. “Kalau seperti itu praktiknya sama halnya Dinas Pertanian sendiri yang mengingkari program tanam serentak, tidak konsisten. Itu membuat kami menjadi pesimistis pengaturan pola tanam ke depan akan bisa terwujud di saluran Colo Timur,” ungkapnya kepada Espos di Sukoharjo, Kamis (4/8/2011) pagi.

Sarjanto menyatakan sesuai jadwal musim tanam (MT) I akan dimulai bulan November. Namun dengan adanya rencana penyaluran benih jagung selama bulan Agustus dan awal September, jadwal tanam yang diharapkan berlangsung serentak besar kemungkinan menjadi kacau. Terlebih, kata dia, alokasi bantuan benih yang disetujui tidak mencakup seluruh areal pengajuan di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Sarjanto mendesak Dispertan mempertimbangkan kembali penyaluran bantuan benih jagung petani seperti direncanakan. Hal itu agar pengaturan pola tanam serentak bisa dilaksanakan. “Alternatifnya bisa dialihkan ke areal pertanian non-Colo atau lebih baiknya lagi apabila dikembalikan,” paparnya lagi.

Dikemukakan pula, pola tanam yang tidak serempak tidak hanya mempersulit upaya penanggulangan hama penyakit, melainkan menyulitkan distribusi air irigasi. Persoalan tersebut disebabkan kebutuhan air irigasi antara lahan pertanian satu dan lainnya di sepanjang saluran tidak bersamaan waktunya.

Terpisah Kepala Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Giyarti, menegaskan penyaluran benih jagung pada bulan Agustus tidak akan mengganggu jadwal tanam serentak yang direncanakan bulan November. Hal itu mengingat usia panen tanaman jagung yang hanya tiga bulan dan sudah akan panen bulan Oktober.

“Tidak ada pengaruh dan tidak menganggu. Semua bantuan benih jagung yang disalurkan Agustus itu peruntukannya di sawah-sawah. Sedangkan yang disalurkan September alokasinya lahan pertanian tadah hujan yang kecenderungannya membudidayakan palawija,” tegasnya. Giyarti menambahkan sejak awal pengajuan benih jagung dialokasikan untuk penanama bulan Agustus, kecuali di Kecamatan Sukoharjo. “Sukoharjo memang Juli, tetapi kan tidak jadi. Karena itu pengajuan areal juga berkurang dari 6.000 hektare lebih menjadi hanya 5.000 sekian hektare,” tandasnya lagi.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya