Soloraya
Kamis, 2 Desember 2021 - 21:47 WIB

Penyandang Disabilitas Gatak Klaten Berlatih Hadapi Potensi Bencana

Ponco Suseno  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah penyandang disabilitas di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, mengikuti pelatihan pengurangan risiko bencana (PRB) di aula desa setempat, Kamis (2/12/2021). Kegiatan tersebut didukung penuh Pemdes Gatak, Kecamatan Delanggu. (Solopos.com/Ponco Suseno) 

Solopos.com, KLATEN—Sejumlah penyandang disabilitas di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, mengikuti pelatihan pengurangan risiko bencana (PRB) di aula desa setempat, Kamis (2/12/2021). Melalui kegiatan tersebut, para penyandang disabilitas diharapkan mengetahui cara menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Berdasarkan pantauan Solopos, pelatihan PRB diikuti para penyandang disabilitas di Desa Gatak. Pada kesempatan tersebut, para penyandang disabilitas memperoleh materi tentang PRB dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Selain teori, para peserta pelatihan PRB juga mengikuti praktik di aula balai desa setempat, Jumat (3/12/2021).

Advertisement

“Penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan yang terdampak bencana. Di sini, bagaimana upaya meningkatkan kesiapsiagaan [menghadapi potensi bencana],” kata Ketua Paguyuban Penyandang Disabilitas di Gatak, Kecamatan Delanggu, Fauziah Erfani, di sela-sela Pelatihan PRB di desa setempat, Kamis (2/12/2021).

Baca Juga: Gencar Uji Petik Antigen Pelajar, Dinkes Klaten Tak Temukan Kasus Covid

Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Gatak, Kecamatan Delanggu, Walino. Pemdes Gatak selalu mendorong penyandang disabilitas untuk berlatih meningkatkan kapasitas diri menghadapi berbagai potensi bencana alam.

Advertisement

“Bulan Desember seperti ini rawan ada angin [angin kencang]. Pelatihan pengurangan risiko bencana perlu dilakukan,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Pemdes Gatak, Kecamatan Delanggu, secara rutin menggelontorkan anggaran hingga Rp15 juta yang dikhususkan mendukung pemberdayaan para penyandang disabilitas di desa setempat setiap tahun. Anggaran belasan juta tersebut telah dimanfaatkan para penyandang disabilitas di Gatak, seperti budidaya lele, budidaya kenari, usaha angkringan, ternak burung kenari, dan pelatihan penanganan risiko bencana.

Baca Juga: 3 Kali Disambar Petir, Radio Komunitas Lintas Merapi Off Siaran

Advertisement

Melalui dukungan pemberdayaan kegiatan itu, diharapkan para penyandang disabilitas memiliki rasa kepercayaaan diri tinggi sehingga mampu mandiri dan berdaya saing di tengah kemajuan zaman. Di Gatak terdapat paguyuban penyandang disabilitas di Gatak yang bernama Paguyuban Difa Mandiri Gatak.

“Selain bencana alam, bencana nonalam berupa pandemi Covid-19 juga harus diwaspadai [disiplin menaati protokol kesehatan/prokes],” kata Walino.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif