SOLOPOS.COM - Tumpukan tahu goreng dengan ukuran agak kecil dijual di los tahu Pasar Bunder Sragen, Jumat (11/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Harga kedelai di Kabupaten Sragen merangkak naik sejak akhir Februari 2022. Hingga Maret ini harga kedelai tembus sampai Rp12.000/kg. Tingginya harga kedelai di tengah mahalnya harga minyak goreng membuat para perajin tahu kelimpungan.

Berdasarkan data di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Dinkop UKM Perindag) Sragen, harga kedelai selama Januari 2022 berkisar antara Rp10.100/kg sampai Rp10.275/kg. Pergerakan harga kedelai terlihat pada Februari, yakni mulai dari Rp10.275/kg naik menjadi Rp11.000/kg pada akhir Februari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kemudian selama Maret, harga kedelai di Pasar Bunder Sragen sampai Rp11.900/kg, di Pasar Gemolong Sragen Rp12.100/kg, dan di Pasar Gondang Sragen tembus Rp12.200/kg.

Baca Juga: Harga Kedelai Melejit, Politikus PKB Kritik Kebijakan Impor Pemerintah

Seorang pedagang tahu di Pasar Bunder Sragen, Eny Rustiningsih, 51, mendesak pemerintah supaya melakukan upaya untuk menurunkan harga kedelai. Normalnya, menurut dia, harga kedelai di bawah Rp10.000/kg, yakni Rp9.500/kg.

“Saya pernah tanya ke dinas untuk meminta solusinya tetapi dari dinas bilang kedelai itu barang impor dan harga itu berlaku nasional. Artinya, dari dinas tidak ada keputusan apa-apa. Untuk subsidi saja, katanya baru diberikan untuk produk minyak goreng. Kedelai lokal juga tidak ada. Dulu katanya mau dibelikan pemerintah tetapi sampai sekarang tidak ada,“ ujar Eny saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (11/3/2022).

Yang lebih memukul perajin tahu, harga kedelai naik saat harga minyak goreng tinggi. Eny mengatakan untuk membeli minyak goreng curah bersubsidi seharga Rp12.700/liter harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).

Baca Juga: Ini Kata Dosen UNS Soal Kedelai Mahal dan Ketersediaan Pangan Indonesia

Tiap hari ia membutuhkan hingga 20 liter minyak goreng per hari. sementara kedelai mencapai 2,5 kuintal per hari. “Dengan harga kedelai yang tinggi maka ukuran tahunya dikurangi. Misalnya, pada awal-awal dulu dalam satu belabak itu tahu dibagi menjadi 30.000 potong tetapi sekarang satu belabak itu dibagi menjadi 40.000 potong. Sekarang yang penting usaha jalan dan tetap bisa bayar angsuran ke bank,“ ujar Eny yang sudah 30 tahun menjadi perajin tahu.

Perajin tahu di Kampung Teguhan RT 009, Sragen Wetan, Sragen, Suwolo, 52, mengatakan harga kedelai naik terus yang awalnya Rp11.700/kg naik menjadi Rp12.300/kg per Jumat ini. Baru tiga hari terakhir harganya naik.

“Dengan harga kedelai naik dan harga minyak goreng tinggi, kami perajin tahu kecil ini jadi bingung. Belum lagi beberapa komoditas sembako ikut naik. Kami meminta harga kedelai diturunkan. Dalam sehari sekarang hanya menghabiskan 1,5 kuintal. Padahal dulunya bisa habis Rp2,5 kuintal. Kami minta harga tahu turun agar pengrajin tahun bisa bertahan dan tidak tutup,“ ujarnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe Karanganyar Kelimpungan

Pengawas Perdagangan Dinkop UKM Perindag Sragen, Kunto Widyastuti, mengakui harga kedelai naik sejak akhir Februari menuju angka Rp11.000/kg dan terus naik hingga Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya