SOLOPOS.COM - Ketum PSI, Kaesang Pangarep, saat berkunjung ke lokasi Perajin tembaga Tumang di Dukuh Banaran, Desa Cepogo, Kabupaten Cepogo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (16/12/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Perajin tembaga Tumang di Dukuh Banaran, Desa Cepogo, Kabupaten Cepogo, Kabupaten Boyolali, mengusulkan adanya sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan jurusan kriya logam.

Usulan itu diterima Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, saat berkunjung ke dukuh tersebut, Sabtu (16/12/2023). “Kami berkomunikasi dengan para perajin tembaga ini. Salah satu yang diminta adalah diadakannya SMK yang jurusannya perajin tembaga ini. Khususnya di Boyolali,” kata dia saat dicegat wartawan sebelum menuju kunjungan selanjutnya, Selo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kaesang menjelaskan pembangunan SMK menjadi kewenangan Gubernur Jawa Tengah. Ia akan berusaha membantu komunikasi dengan Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, terkait itu.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan perajin sempat meminta bantuan alat untuk membantu produksi. Menurutnya bantuan tersebut telah diberikan pemerintah dalam bentuk bantuan alat produksi senilai Rp17 miliar.

Sementara itu, perajin sekaligus pemilik usaha Muda Tama Gallery, Agus Susilo, sempat membawa Kaesang berkeliling ke rumah produksi kerajinan tembaga nya. Dalam kesempatan tersebut, ia mengakui curhat terkait regenerasi perajin tembaga di Tumang sehingga mengusulkan adanya SMK dengan jurusan kriya logam.

“Contoh di Jogja dan Surabaya, di sana ada sekolah jurusan kriya logam. Namun, wilayah mereka tidak ada perajin logam. Justru yang di sini kan ada kerajinan tembaga, malah tidak ada sekolahan yang jurusannya kriya logam,” kata dia.

Regenerasi  perajin tembaga, menurut Agus harus dipikirkan.

Kendala lain adalah bahan baku yang mayoritas dari impor sehingga harganya mahal. Agus berharap bahan baku itu bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga harganya bisa lebih terjangkau. “Sekarang di Jepang sudah ada kerajinan serupa, bahan baku bikin sendiri, diolah sendiri. Takutnya kalau kami kalah sama sana kan mungkin ini enggak bisa diteruskan,” ujarnya.

Terkait kunjungan dadakan Kaesang ke tempat usahanya, Agus mengaku tak mempersoalkannya.”Yang saya sajikan ke Mas Kaesang biasa saja, tidak ada yang khusus. Khas kampung, tradisional, ada pisang rebus, sagon, gimbal, dan lain-lain. Kami kan biasa ada kunjungan begitu, hidangannya sama aja dengan semua tamu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya