Solopos.com, SUKOHARJO — Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) Yarsis di Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) berkomitmen tinggi meningkatkan pelayanan operasi terhadap pasien.
Jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap meningkat sejak rumah sakit tersebut kembali beroperasi pada 2019.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Komitmen tinggi RSIS Yarsis terhadap pelayanan medis dibuktikan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang didukung sarana dan prasarana yang memadai. Jumlah pasien rawat jalan RSIS setelah kembali beroperasi hampir 3.000 orang.
Mereka berobat di poliklinik umum, saraf, anak, penyakit dalam, obsgyn hingga telinga hidung tenggorokan (THT). Begitu pula jumlah pasien rawat inap yang tersebar di sejumlah bangsal terus meningkat setiap bulan.
Bahkan, RSIS Yarsis telah melakukan tindakan operasi terhadap pasien poliklinik THT, urologi, bedah saraf, obsgyn, ortopedi, bedah umum (laparascopi), mata, dan bedah mulut.
Pekan lalu, RSIS Yarsis melakukan tindakan operasi bedah vaskular pembuluh darah dengan metode trombektomi. Operasi bedah vaskular ini merupakan kali pertama di RSIS Yarsis.
"Ada pasien yang mengeluhkan nyeri di kaki kirinya. Kemudian kami melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang menggunakan CT-Scan. Hasil diagnosis harus dioperasi karena berisiko amputasi," kata dokter spesialis bedah torak, kardiak, dan vaskular RSIS Yarsis, dr. Prima Kharisma Hayuningrat, Sp.BTKV, Senin (17/2/2020).
Menurut Prima, metode trombektomi merupakan teknik operasi yang bertujuan memperlebar aliran darah dengan memasang balon kateter, sehingga aliran darah kembali normal. Tindakan operasi ini membutuhkan perawatan khusus untuk memulihkan kondisi pasien.
RSIS Yarsis memiliki peralatan medis penunjang operasi bedah pembuluh darah seperti mini cathlab. Bedah pembuluh darah merupakan salah satu dari tiga pelayanan unggulan RSIS Yarsis.
Pelayanan unggulan lainnya yakni bedah torak, cardiovascular, knee centre, dan sport injury. RSIS memiliki peralatan medis yakni cryosurgery yang hanya dimiliki dua rumah sakit di Indonesia.
Teknik cryosurgery memiliki tingkat keberhasilan hingga 95%. Penderita kanker stadium tiga dan empat disarankan memilih tindakan medis cryosurgery yang mampu meminimalkan efek samping kerusakan jaringan di sekitar kanker.
"Kami siap kembali bekerja melayani pasien seperti beberapa tahun lalu. Peralatan medis sudah difungsikan sejak rumah sakit kembali beroperasi," kata Prima. (BC)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
