SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI–Hingga hari ketiga pascaperistiwa perampokan di Toko Bangunan Makmur, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, polisi masih melakukan pengumpulan data dan bukti. Lima tim dibentuk dan disebar untuk melakukan pengembangan dan mencari bukti baru.

Penyidik reskrim Polsek Selogiri dan Polres Wonogiri telah memeriksa lima korban dan tiga orang saksi namun keterangan mereka belum mengarah kepada pelaku. Polisi berharap masyarakat ikut berperan dengan menyampaikan informasi sekecil apapun terkait peristiwa perampokan. Penegasan itu disampaikan Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Budiarto mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, Kamis (1/5/2014).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Ada lima tim untuk mengungkap peristiwa perampokan di Pule, Selogiri. Tim khusus sudah dibentuk dan kami berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk mem-back up,” jelas Kasatreskrim.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Kasatreskrim, modus pelaku hampir sama dengan pelaku perampokan di wilayah Pati pada 2008. Karenanya, sebagian anggota tim difokuskan untuk melacak pelaku di Pati yang kemungkinan sudah bebas. “Sebagian lagi melakukan pengumpulan data dan alat bukti. Rabu, kami melakukan olah tempat kejadian (TKP) kali kedua.”

Pada bagian lain, Kasatreskrim menegaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan polres tetangga se-Polda Jateng maupun Polres tetangga di Jawa Timur. “Informasi yang masuk pelaku sudah lari hingga Blitar, Jatim.”

Menyinggung taksir kerugian, Kasatreskrim mengatakan senilai Rp200-an juta. Pasalnya, kendaraan yang dibawa kabur belum sepenuhnya milik korban karena masih mengangsur. Informasi lain yang diperoleh solopos.com, logat bicara pelaku sebagian ada yang berlogat Jawa Timuran dan Madura.

Diberitakan sebelumnya, kawanan perampok bersenjata tajam dan pistol melakukan kekerasan terhadap pemilik Toko Bangunan Makmur, di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Selasa (29/4). Kawanan pelaku yang dikabarkan berjumlah 10 orang, mengikat lima penghuni rumah dengan kain dan kabel listrik. Korban disekap dengan lakban.

Kelima korban disekap di ruangan berbeda. Mereka suami istri, Warsito,43 dan Supartini, 42, dua anak kandung bernama Gading, 13, pelajar SMP dan Yunan, 9, siswa sekolah dasar serta seorang karyawan, Supriyadi. Dua buah mobil berbupa sebuah truk elf warna putih bernopol AD 1841 B dan pikap jenis APV warna putih bernopol AD 1668 CK dibawa kabur perampok. Selain dua mobil, perampok juga membawa kabur uang tunai senilai Rp11 juta, perhiasan seberat 30 gram, peralatan elektornik, televisi, HP, Iphone dan dua buah sepeda angin.

Karyawan toko, Supriyadi bercerita, dirinya tak bisa berkutik karena kawanan perampok masuk kamar yang tanpa dikunci terus mengikat tangan dan kaki. “Mulut juga dilakban, mata ditutup sehingga saya tidak tahu persis wajah perampok. Apalagi pelaku mengenakan topeng sejenis ninja. Ikatan tali dilepas oleh Pak Warsito sehingga saya bisa keluar kamar.”

Dijelaskannya, kejadian berlangsung sekitar pukul 02.30 WIB. “Jam tangan, HP, kunci sepeda motor dan STNK milik saya dibawa kabur perampok.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya