SOLOPOS.COM - Keraton kasunanan Surakarta (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Keraton Kasunanan Surakarta (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Keraton Kasunanan Surakarta (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, SOLO — Seorang abdi dalem yang bertugas sebagai tukang sapu kebun darat Keraton Kasunanan Surakarta, Mulyono alias Kampret, 60, tewas setelah menjadi korban tabrak lari di Ngawi, Jatim, Senin (12/8/2013) malam. Sementara, pihak keraton akan memberi santunan dan mengurus seluruh biaya rumah sakit hingga pemakaman Mulyono.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo menyatakan Mulyono tewas dengan kondisi mengenaskan. Abdi dalem yang bekerja sebagai tukang sapu kebun darat Keraton ini mengalami pendarahan pada bagian kepala, patah kaki dan punggung memar.

“Ya, kami Senin malam mendengar informasi kematian Mbah Mulyono alias Kampret. Terus kami tanya informasi pada Polsek setempat (Ngawi). Dari keterangan polisi, orang yang meninggal tidak membawa identitas, namun polisi menyebut ciri-ciri orang yang meninggal. Kebetulan ciri-cirinya persis dengan Mbah Mulyono,” papar Winarno, saat dijumpai wartawan, di Keraton Solo, Rabu (14/8/2013).

Menurut Winarno, kematian Mulyono sampai saat ini masih misterius. Sebab, belum ada keterangan pasti dari pihak kepolisian penyebab kematian tersebut. “Apakah mati karena tabrak lari atau terjatuh sampai sekarang belum diketahui. Dia (Mulyono) itu memang kemana-mana enggak pernah bawa identitas. Dan polisi  menyebutnya mister X. Ketika jasadnya ditemukan, ciri-ciri yang bisa diketahui yakni logo pin Keraton dan pakaian serba hitam,” jelas dia.

Winarno mengisahkan, sosok Mulyono dikenal sebagai penyuka binatang, terutama Kerbau Kiai Slamet. Maka tidak heran, disela-sela tugasnya, Mulyono kerap membantu sang pawang kerbau untuk turut merawatnya.

“Dia itu sebenarnya bukan pawang kerbau, tapi suka merawat kerbau. Keraton menunjuk satu pawang kerbau yakni Pak Heri, anak dari Sukir (Pawang sebelumnya),” jelas dia.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap abdi dalem yang meninggal, kata Winarno, Keraton akan memberikan santunan kepada keluarga Mulyono dan bertanggungjawab atas biaya pemakaman.
“Sampai saat ini kami tidak tahu keluarganya dimana. Dia di Solo tidur sak nggon-nggone. Pernah tak suruh buat KTP saja enggak mau,” jelas dia.

Sementara itu, kerabat Keraton lainnya, Kusumowijoyo membenarkan informasi kematian Mbah Kampret yang diduga menjadi korban kecelakaan. “Saya sudah mengecek, ternyata ciri-cirinya persis Mbah Kampret. Dia kayaknya dari Madiun, tapi kalau pulang ke Ponorogo. Dari Solo ke sana naik sepeda onthel. Informasinya mau pulang ke Solo, sampai saat ini belum ada kerabatnya yang datang ke Rumah Sakit Suroto Ngawi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya