SOLOPOS.COM - Ilustrasi Saluran Irigasi (Dok/JIBI)

Solopos.com, SRAGEN–Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen berencana memperbaiki 14 daerah irigasi (DI) yang ada di tujuh kecamatan. Guna perbaikan tersebut, setidaknya digelontor dana sekitar Rp6,8 miliar berasal dari APBD dan APBN.
Di antara 14 DI tersebut yakni DI Kedung Kancil, DI Suwatu Desa, DI Sudo, DI Piji, DI Karanganom serta DI Bayanan. DI tersebut berada di Kecamatan Miri, Tanon, Gesi, Sukodono, Gondang, Kedawung serta Sambirejo.

Kabid Pengairan DPU Sragen, Azhari, menjelaskan di Bumi Sukowati setidaknya terdapat 118 DI. Disampaikannya, kebanyakan DI merupakan bangunan peninggalan zaman kolonial. “DI kami kan dibangun zaman Belanda. Karena faktor usia dan digunakan terus akhirnya tergerus air. Sehingga perlu ada perbaikan,” jelas dia saat ditemui Espos pekan lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Terkait prioritas perbaikan dilakukan pada 14 DI tersebut, Azhari mengungkapkan lantaran selama ini masih banyak petani yang memanfaatkan. “Pertimbangan kami memilih 14 DI itu karena aspek kerusakan serta fungsional. Selama ini masih banyak masyarakat yang memanfaatkan irigasi dari DI itu,” terangnya.
Disinggung proses perbaikan, Azhari menjelaskan pihaknya segera melakukan proses lelang perbaikan DI. “Mulai bulan depan kami mulai proses lelang. Sambil menunggu musim kemarau,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu petani di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Gito berharap perbaikan DI di wilayahnya segera dilakukan. Pasalnya, ratusan hektar lahan pertanian di wilayah itu selama 11 tahun terakhir kesulitan mendapatkan air. “Saluran air yang mengarah ke sini di wilayah Desa Celep itu buntet. Sudah terjadi sejak saya menjadi petugas yang mengalirkan air di sawah wilayah sini,” kata dia saat ditemui solopos.com di Pengkok, Sabtu (1/2/2014).

Guna irigasi sawah di wilayah itu, lanjutnya, para petani hanya mengandalkan air hujan. “Ya hanya menunhggu kalau ada air dari saluran lain yang melimpah di sini serta musim hujan. Kalau kondisinya tidak seperti saat ini, ya sangat parah. Aliran air hanya kecil,” jelasnya.
Hal senada disampaikan petani lainnya, Warno. Dijelaskannya, usulan guna perbaikan DI Semodinan sudah sering disampaikan. Dia menjelaskan terdapat sekitar 125 hektar sawah yang terdampak akibat aliran air menuju DI Semodinan rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya