SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (backgroundpictures.com)

Solopos.com,WONOGIRI–Dua warga RT 001/RW 002, Dusun Garon , Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, menderita luka bakar serius. Ini terjadi setelah mereka tersambar api saat memperbaiki kopor gas yang bocor di rumah, Kamis (4/2/2021) petang.

Kedua korban itu adalah Samino, 50, dan Sutiyem, 65. Sepasang menantu dan ibu mertua ini masih menjalani perawatan intensif di RS. Kejadian kebakaran itu terjadi sekitar pukul 18.30 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Camat Girimarto, Rujito, mengatakan kedua korban mengalami luka bakar sekitar 60 hingga 70 persen. Api sempat membakar bagian muka, tangan, leher, dan kaki kedua korban.

Baca juga: Jangan Panik, Menkes Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Bakal Melonjak, Ini Penyebabnya

Ia mengatakan kejadian itu berawal saat Samino memperbaiki kompor gas yang bocor di dapurnya. Tempat memperbaiki kebocoran kompor itu berada di sebelah tungku atau perapian. Di dalam tungku itu masih terdapat sisa bara api. “Saat tengah memperbaiki, bara api di tungku perapian itu menyambar gas elpiji tiga kilogram yang sedang diperbaiki. Kemudian muncul semburan api dan menyambar tubuh korban,” kata dia, Selasa (9/2/2021).

Saat tersambar api, Samino teriak meminta tolong. Ibu mertua korban, Satiyem, yang saat itu mendengar jeritan menantunya bergegas ke dapur untuk memastikan keadaan. Saat Satiyem datang dan mendekat Samino, ia juga terkena semburan api dari gas elpiji yang bocor.

Galang Donasi

Melihat kejadian itu warga setempat lantas membawa kedua korban ke klinik terdekat. Namun pada akhirnya kedua korban di rujuk ke rumah sakit swasta di Wonogiri. “Peristiwa itu tidak menimbulkan kebakaran dapur atau rumah. Dimungkinkan isi tabung gas tinggal sedikit. Karena jika masih banyak kemungkinan bisa meledak,” paparnya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap II Wonogiri Sasar Pejabat dan Wartawan, Segini Kuotanya

Atas peristiwa itu, Camat mengaku turun prihatin. Sebab keluarga korban merupakan golongan menengah ke bawah. Ia berharap biaya pengobatan selama di rumah sakit dicover BPJS Kesehatan.

“BPJS aktifnya menunggu dua pekan. Sedangkan setiap harinya butuh biaya. Pihak desa sudah menggalang dana dari sukarelawan. Nanti kami juga mengupayakan mencari donatur,” kata Rujito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya