Soloraya
Kamis, 2 Juni 2022 - 20:13 WIB

Perbukitan Gunung Jeto Bayat Klaten bakal Disulap Jadi Kawasan Wisata

Fahmi Ghiffari  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Desa (Kades) Tawangrejo, Susanta, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten didampingi Ketua FK BPD Kecamatan Bayat, Abadi tengah berdiskusi tentang perencanaan rancangan kawasan wisata perbukitan Gunung Jeto di kantor desa Tawangrejo, Kamis (2/6/2022). (Solopos.com/Fahmi Ghiffari).

Solopos.com, Klaten — Pemerintah Desa (Pemdes) Tawangrejo, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, berencana membangun kawasan wisata di Bukit Gunung Jeto. Rencana tersebut sebenarnya sudah bergulir sejak 2019.

Kepala Desa (Kades) Tawangrejo, Kecamatan Bayat, Susanta, mengatakan proyek wisata di Gunung Jeto direncanakan akan memiliki beberapa fasilitas. Hal itu seperti air terjun, area kemah, area panjat tebing, area kuliner, dan ruang istirahat.

Advertisement

“Akan ada juga semacam fasilitas pertemuan,” kata Susanta saat ditemui Solopos.com, Kamis (2/6/2022).

Ia mengatakan perencanaan proyek wisata tersebut masih dalam tahap awal. Hingga kini, Pemdes belum bekerja sama dengan pihak mana pun.

“Untuk ikon namanya sendiri juga belum final. Cuma letaknya di perbukitan Gunung Jeto,” kata Susanta.

Advertisement

Baca Juga: Inilah Keistimewaan Kabupaten Klaten yang Tak Dimiliki Daerah Lain

Ia mengatakan proyek wisata Gunung Jeto sebenarnya sudah direncanakan sejak 2019. Lantaran muncul pandemi Covid-19, rencana pembangunan awal baru dimulai pada 2020.

“Sebenarnya pada 2019 sudah bisa dimulai namun anggaran terserap di Covid-19. Jadi belum bisa maksimal untuk pembiayaan di perbukitan Gunung Jeto,” tutur Susanta.

Advertisement

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kecamatan Bayat, Abadi, mengatakan wisata kuliner yang ada di taman wisata perbukitan Gunung Jeto akan menarik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Desa Tawangrejo.

Baca Juga: Wow! Rawa Jombor Ternyata Berpotensi Jadi Warisan Dunia Lo

“Terus pemuda karang taruna bisa mengurusi di bagian outbond. Nanti kami lihat outbond seperti apa, terus kami didik dan diberi diklat,” kata Abadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif