SOLOPOS.COM - Seorang warga melihat papan informasi terkait batuan purba di Bukit Pertapan, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Jumat (10/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kecamatan Bayat, Klaten menjadi salah satu pusat penelitian geologi di Indonesia lantaran keunikan struktur batuannya. Tak hanya peneliti dalam negeri, keunikan batuan di Bayat menarik perhatian peneliti mancanegara.

Tak heran jika Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan Stasiun Lapangan Geologi di Bayat sejak 1984.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mengutip informasi dari esdm.go.id, Bayat memiliki struktur geologi yang dianggap unik dibandingkan tempat lain di Indonesia. Salah satunya situs batuan yang berumur pretersier, menjadikan Bayat sebagai lokasi kunci evolusi tektonik Pulau Jawa.

Di Bayat ditemukan singkapan geologi dengan berbagai variasi batuan yang menyimpan informasi penting mengenai kondisi geologi di Indonesia yang tersebar di sepanjang Perbukitan Jiwo.

Di Indonesia sendiri, hanya ada 3 daerah di Pulau Jawa yang memiliki fenomena geologi tersingkapnya batuan tertua tersebut, yakni di daerah Bayat, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, dan Ciletuh, Jawa Barat.

Baca Juga: Unik dan Langka, Geologi Bayat Klaten Diteliti Lebih dari 1.000 Mahasiswa dalam Setahun

Pakar Geologi dari UGM sekaligus Kepala Stasiun Lapangan Geologi Prof R. Soeroso Hadiprawiro Bayat, Didit Hadi Barianto, menyebut jika sejak era kolonial Belanda, Klaten khususnya Bayat menjadi objek penelitian. Bahkan, Bayat disebut-sebut sudah menjadi objek penelitian sejak 1820.

“Ahli kebumian menemukan batuan bersejarah di Bayat. Ada yang umurnya 98 juta tahun yang lalu, ada yang 44 juta tahun lalu, ada gunung api purba berumur 30 juta tahun yang lalu. Mungkin bukan kandungan mineralnya, tetapi di mata ahli geologi, Bayat itu punya batuan yang memiliki nilai sejarah dalam proses terbentuknya bumi. Nilai sejarahnya yang penting. Oleh karena itu, tidak hanya pada zaman Belanda, sampai sekarang Bayat masih terus diteliti,” kata Didit saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Selasa (7/6/2022) sore.

Lantaran keunikan batuannya, potensi batuan yang ada di Bayat dinilai layak diusulkan menjadi geoheritage atau warisan geologi. Di Bayat ada sekitar 12 kawasan yang dinilai layak menjadi geoheritage.

Proses pengusulan geoheritage itu sudah dilakukan Pemkab Klaten menggandeng UGM sejak 2020 lalu. Didit menjelaskan proses pengusulan menjadi geoheritage saat ini berada di Kementerian ESDM.

Baca Juga: Ini Tanjakan Pokemon yang Bikin Panik di Gunung Jeto Bayat Klaten

“Prosesnya untuk menunjukkan Bayat itu menarik dan unik memang panjang. Apalagi ketika nanti mau naik ke UNESCO, ini benar-benar harus dicari yang unik tidak ada duanya di dunia,” kata Didit.

Disinggung arti penting bagi masyarakat dengan diusulkan menjadi geoheritage, Didit mengatakan salah satunya berdampak positif pada ekonomi warga sekitar.

“Dimana-mana, geoheritage itu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Ambil contoh seperti di Bukit Breksi, DIY,” kata Didit.

Kepala Bidang (Kabid) Penelitian dan Pengembangan Bappeda Klaten, M. Umar Said, mengatakan saat ini proses pengusulan geoheritage masih terus berjalan.

Baca Juga: Perbukitan Gunung Jeto Bayat Klaten bakal Disulap Jadi Kawasan Wisata

“Masih berproses. Ada verifikasi lokasi, ada juga rekomendasi penambahan usulan baru,” kata Umar saat dikonfirmasi, Jumat (10/6/2022).

Berdasarkan catatan Solopos.com, keunikan cagar alam geologi Bayat terbesar di berbagai lokasi. Di antaranya di Bukit Wungkal Desa Sembung, Kecamatan Wedi, Bukit Joko Tuo Desa Tawangrejo, Kecamatan Bayat, batuan di Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat.

Di kawasan Gunung Temas Desa Talang, Kecamatan Bayat. Batu gamping Gunung Kampak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, serta Bukit malihan Pertapan di Desa Kebon, Kecamatan Bayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya